Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stafsus BUMN Sebut Akar Masalah Waskita, Salah Kelola Dana IPO

Kementerian BUMN mengungkapkan salah satu penyebab masalah keuangan yang melanda PT Waskita Karya Tbk. (WSKT) salah kelola dana IPO.
Karyawan beraktivitas disekitar logo PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), Jakarta, Selasa (11/10/2022). Bisnis/Abdurachman
Karyawan beraktivitas disekitar logo PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT), Jakarta, Selasa (11/10/2022). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian BUMN mengungkapkan salah satu penyebab masalah keuangan yang melanda PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) saat ini adalah kelalaian manajemen dalam mengelola dana initial public offering atau IPO. 

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Mahendra Sinulingga menyatakan akar masalah keuangan Waskita bermula sejak melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2012 silam. Ketidaksiapan dalam melaksanakan aksi korporasi menjadi alasannya. 

“Waskita ini kelolanya tidak benar karena dulu waktu pertama IPO, dapat dana besar kemudian obligasi dapat dana besar tetapi dana tersebut dipakai untuk mengambil proyek-proyek jalan tol dari pihak lain,” ujarnya saat ditemui di Kementerian BUMN, baru-baru ini. 

Arya menuturkan dana IPO tersebut kemudian dipakai secara jorjoran untuk mengambil jalan tol berlisensi, bukan membangun jalan tol baru. Hal ini kemudian diperparah dengan kehadiran pandemi Covid-19 sehingga penjualan proyek tidak terlaksana. 

“Jadi dia [Waskita] beli yang punya lisensi jalan tol. Uangnya jorjoran ke sana, jadi bukan ke jalan tol baru, dia ambil tol-tol yang ada lisensinya itu. Setelah itu ternyata tidak selesai apalagi kan corona sehingga dia mau jual proyeknya tidak selesai,” pungkasnya.

Berdasarkan catatan Bisnis, Waskita Karya pertama kali melantai di pasar modal pada 19 Desember 2012. Kala itu, perseroan melepas saham perdana sebesar 3,08 triliun atau 32% dari modal yang disetor dan meraih dana segar sebesar Rp1,17 triliun.

Dalam pelaksanaan aksi korporasi tersebut, bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi antara lain PT Bahana Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas dan PT Danareksa Sekuritas.

Manajemen Waskita Karya saat itu mengalokasikan 40% dari dana hasil IPO yang mencapai Rp1,17 triliun untuk pengembangan usaha perusahaan, mulai dari realty hingga jalan tol.

Rinciannya, sebesar 15% untuk realty, kemudian 15% untuk untuk pembangunan pabrik precast beton dan 10% pembangunan jalan tol. Adapun 60% lainnya digunakan untuk bantuan membiayai proyek-proyek yang digarap perusahaan.

Sementara itu, pada akhir September 2013, manajemen Waskita Karya melaporkan bahwa sisa dana hasil penawaran umum tersisa Rp242,9 miliar. Artinya, perseroan telah menggunakan Rp894,9 miliar dari total Rp1,17 triliun dana IPO. 

Dana tersebut digunakan Waskita untuk sejumlah pengembangan usaha perseroan, seperti modal kerja Rp682,3 miliar, produksi beton precast Rp170,5 miliar, penyertaan modal jalan tol Rp37,5 miliar, dan pengembangan properti Rp3,8 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper