Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas tergelincir setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa di sesi sebelumnya karena dolar kembali menguat pada Rabu dini hari, (6/12/2023).
Investor menahan diri untuk tidak membuat taruhan besar menjelang data ketenagakerjaan AS yang dapat memberikan kejelasan lebih lanjut mengenai jalur suku bunga AS.
Harga emas di pasar spot turun 0,5% menjadi US$2,020.29 per ons. Emas batangan telah naik ke rekor tertinggi US $2,135.40 pada hari Senin, sebelum turun lebih dari US $100 dalam satu hari dan ditutup lebih rendah 2%.
Momentum yang mendorong emas jatuh dari rekor tertinggi karena ketidakpastian mengenai waktu pelonggaran moneter AS. Namun risiko geopolitik yang lebih luas akan memberikan dorongan menuju puncak baru, kata para analis.
Kenaikan harga emas sudah habis dan terhenti setelah reli, kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, menambahkan bahwa "level US$2.000 mungkin akan menjadi titik terendah jangka pendek di bawah pasar emas."
Dolar naik 0,2% mendekati level tertinggi dua minggu, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Baca Juga
Pedagang sekarang memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 66% pada bulan Maret, menurut alat CME FedWatch. Suku bunga yang lebih rendah cenderung mendukung emas batangan yang tidak berbunga.
“Kami hanya memperkirakan harga emas akan naik selamanya menjadi $2.100 per troy ounce pada paruh kedua tahun 2024, ketika The Fed mulai menurunkan suku bunganya,” kata Commerzbank dalam sebuah catatan.
Data menunjukkan lowongan pekerjaan di AS turun ke level terendah dalam dua setengah tahun pada bulan Oktober, menandakan bahwa suku bunga yang lebih tinggi mengurangi permintaan akan pekerja.
Investor mengamati laporan non-farm payrolls AS untuk bulan November yang akan dirilis pada hari Jumat.
Harga perak di pasar spot turun 1,4% menjadi US$24,16 per ounce, sementara platinum turun 1,8% menjadi US$899,80.
Paladium tergelincir 4,1% ke level terendah dalam lebih dari lima tahun di US$936,24 per ounce.