Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Antam di Pegadaian Cetak Rekor Tertinggi Sejak Pandemi

Harga emas cetakan Antam di Pegadaian mencetak rekor tertingginya sejak pandemi Covid-19 di level Rp1,17 juta per gram
Dionisio Damara Tonce,Pandu Gumilar
Selasa, 5 Desember 2023 | 10:30
Pegawai menunjukan produk EmasKita terbaru di sela-sela peluncurannya di Jakarta, Selasa (12/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan produk EmasKita terbaru di sela-sela peluncurannya di Jakarta, Selasa (12/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA -- Harga emas cetakan Antam di Pegadaian mencetak rekor tertingginya sejak pandemi Covid-19 di level Rp1,17 juta per gram pada Selasa (5/12/2023).

Pegadaian mengerek naik harga emas Antam sebesar Rp15.000 per gram dibandingkan dengan harga kemarin. Dengan demikian, emas Antam di sesama perusahaan Pegadaian itu mencetak rekor sepanjang masanya.

Level tersebut bahkan lebih tinggi dari yang pernah diukir oleh PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam pada posisi Rp1,14 juta per gram pada Senin (4/12/2023). Adapun pada hari yang sama, emas cetakan Antam berbobot 1 gram dibanderol seharga Rp1,15 juta per gram.

Investor pun diminta mewaspadai harga emas yang cenderung bergerak liar akibat tersengat sejumlah sentimen, mulai dari pernyataan dovish Ketua The Fed Jerome Powell hingga penyerangan kapal komersil Amerika Serikat di Laut Merah. 

Analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan harga emas spot pada perdagangan Senin (4/12/2023) meroket ke kisaran $2.143 per troy ons, menembus level tertinggi sepanjang masa yang terbentuk pada Mei 2023 di kisaran $2.080 per troy ons.

Menurutnya, kenaikan tersebut sebagai respons pasar yang menilai bahwa pernyataan Jerome Powell pada pekan lalu lebih dovish dibandingkan sebelumnya. 

“Pernyataan Powell menaikkan ekspektasi pasar bahwa the Fed bakal memangkas suku bunga acuannya sebelum pertengahan 2024. Menurut survei CME FedWatch Tool probabilitas, pemangkasan di Maret naik menjadi sekitar 60% dari sebelumnya 21%,” ujarnya kepada Bisnis.

Selain itu, Ariston menyampaikan bahwa insiden serangan ke kapal komersil AS di Laut Merah turut menjadi faktor yang mendorong kenaikan harga emas. 

Hal tersebut disebabkan oleh kekhawatiran pasar terhadap memanasnya konflik di Timur Tengah. Kendati demikian, ketika masalah terselesaikan, harga emas terkoreksi dalam.

“Pergerakan harga sangat volatil, setelah harga naik sekitar $70 di pembukaan, harga kemudian terkoreksi sekitar $60. Padahal, kisaran pergerakan rerata emas sekitar $30,” ujarnya.

Selian itu, Departemen Pemerintah AS juga akan merilis dapat Pesanan Pabrik bulan Oktober nanti malam. Ariston menyatakan data tersebut diperkirakan mengalami penurunan 2,6% dibandingkan sebelumnya yang naik 2,8%. Jika sesuai prediksi, dolar AS akan melemah dan harga emas kembali naik.

Oleh sebab itu, di tengah gerak harga emas yang cenderung volatil, investor diminta untuk berhati-hati dan tidak memboyong emas di level tertinggi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper