Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pergerakan Harga Emas Hari Ini Ditopang Sinyal Dovish The Fed

Harga emas masih memiliki nafas untuk mencapai posisi tertinggi berkat kebijakan dovish Federal Reserve atau The Fed.
Pegawai menunjunkan emas batangan di Galeri 24, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pegawai menunjunkan emas batangan di Galeri 24, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA  -- Harga emas masih memiliki nafas untuk mencapai posisi tertinggi berkat kebijakan dovish Federal Reserve atau The Fed.

Emas mencapai titik tertinggi sepanjang masa setelah menyentuh kisaran harga US$2.148-US$2.150 per ons pada perdagangan Asia. Harga emas diprediksi akan terus menguat berdasarkan secara teknikal.

Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan secara teknikal harga emas menunjukkan pola Continuation Bullish dengan Level Demand US$2043.49 – US$2049.71.

"Meskipun hari ini belum ada berita yang signifikan, potensi kenaikan masih diprediksi akan terjadi lagi meskipun mungkin akan ada pola penurunan dalam jangka pendek,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (4/1/2023).

Andrew mengatakan penguatan emas pada pagi hari ini didorong oleh penurunan imbal hasil obligasi yang signifikan, sementara analisis trend masih mendukung kenaikan yang signifikan.

Secara fundamental, menurutnya pasar optimis terhadap kemungkinan Federal Reserve memangkas suku bunga pada Maret 2024, meskipun para pejabat bank sentral tetap berhati-hati.

"Emas menguat dalam beberapa sesi terakhir karena menurunnya inflasi dan data pasar tenaga kerja yang lemah, serta sinyal-sinyal yang tidak terlalu hawkish dari The Fed yang memicu spekulasi tentang pemangkasan suku bunga pada awal 2024", ujarnya.

Dia mengatakan Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa suku bunga AS akan tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama. Namun, beberapa perubahan dalam sinyal-sinyalnya, terutama pengakuan kemajuan dalam menekan inflasi dan potensi "soft landing" untuk ekonomi AS, memperkuat ekspektasi bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga pada bulan Desember, dan kemungkinan memangkasnya pada Maret 2024.

Dia mengatakan selama dua bulan berturut-turut di bulan November, emas mengalami peningkatan kuat. Meskipun Fed terlihat akan memangkas suku bunga pada Maret, masih banyak sinyal ekonomi yang harus dipertimbangkan.

"Ada banyak sumber mengatakan peluang 97% bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga pada bulan Desember, dan kemungkinan 60% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin ke kisaran 5% hingga 5,25%. Ini berbeda dengan prediksi traders yang sebelumnya memperkirakan peluang 21% untuk pemangkasan suku bunga di bulan Maret", ujar Andrew.

Andrew menambahkan potensi penurunan suku bunga menjadi pertanda baik untuk emas, mengingat suku bunga yang lebih tinggi mendorong naiknya biaya peluang untuk berinvestasi dalam logam mulia. Namun, pasar masih menunggu data Non Farm Payrolls untuk bulan November dan angka inflasi untuk sisa tahun ini.

"Kondisi pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi di atas target tahunan the Fed akan mengurangi prospek penurunan suku bunga lebih awal. Perkembangan selanjutnya akan terus dipantau oleh pelaku pasar untuk memprediksi dinamika pasar logam mulia ke depan", pungkasnya.

14:10 WIB
Sentimen Harga Emas

Menurut Fischer, kenaikan signifikan harga emas sebelumnya disebabkan oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, yang tampaknya mulai memudar. Selain itu, imbal hasil obligasi AS mengalami penurunan cukup tinggi, menjadi fokus perhatian pelaku pasar. Penurunan ini memberikan dorongan pada harga emas, namun, dengan kondisi saat ini, Fischer memperkirakan penurunan XAUUSD dalam jangka pendek.

Fischer juga menyoroti dua berita utama yang dapat mempengaruhi pergerakan XAUUSD  hari ini. Yakni, berita mengenai "ISM Service PMI" dan "JOLTS Job Opening" diprediksi akan membuat Dolar AS melemah. Menurut Fischer, kedua berita ini dapat mencerminkan kondisi ekonomi dan pemerintahan AS yang sedang tidak stabil, berpotensi memberikan dampak negatif pada nilai tukar dolar.

Andrew Fischer menekankan bahwa pasar emas saat ini sangat responsif terhadap berita ekonomi dan geopolitik. Prediksinya mengindikasikan bahwa meskipun ada penurunan jangka pendek, emas kemungkinan akan pulih setelah itu, terutama jika kondisi ekonomi dan politik AS terus menunjukkan ketidakpastian.


Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper