Bisnis.com, JAKARTA — Emiten rumah sakit, PT Royal Prima Tbk. (PRIM) membukukan kinerja negatif sepanjang periode Januari-September 2023 setelah mencatatkan rugi bersih Rp14,13 miliar pada kuartal III/2023.
Berdasarkan laporan keuangan, Kamis (9/11/2023), PRIM tercatat mengakumulasi pendapatan sebesar Rp185,09 miliar pada periode Januari—September 2023 atau turun 6,82% dibandingkan dengan penjualan pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp198,64 miliar.
Secara rinci, turunnya pendapatan PRIM salah satunya disebabkan oleh anjloknya pendapatan dari Kemenkes sebesar 99,73% dari sebelumnya Rp47,40 miliar, menjadi hanya Rp129,93 juta pada uartal III/2023.
Kemdudian, pendapatan dari Non-BPJS juga tercatat turun 11,28% menjadi Rp65,66 miliar dari sebelumnya Rp74 miliar pada kuartal III/2022. Adapun, pendapatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tercatat naik menjadi Rp119,30 miliar dari sebelumnya Rp77,22 miliar.
Meski pendapatan PRIM turun, beban pokok pendapatan persereoan justru meningkat 11,09% YoY menjadi Rp144,91 miliar pada periode September 2023, dibandingkan dengan Rp130,44 miliar sepanjang kuartal III/2022.
Alhasil, Royal Prima mencatatkan laba kotor Rp40,17 miliar atau turun 41,08% secara YoY dibandingkan dengan periode Januari-September 2022 sebesar Rp68,19 miliar.
Baca Juga
Setelah dikurangi berbagai beban yang dapat diefisiensikan, Royal Prima mencatatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp14,13 miliar, dari sebelumnya laba Rp12,41 miliar di kuartal III/2022.
PRIM melaporkan penurunan jumlah aset dari Rp1,03 triliun per Desember 2022 menjadi Rp1,01 triliun pada September 2023.
Di sisi lain, jumlah liabilitas juga turun dari Rp51,86 miliar pada akhir 2022 menjadi Rp50,37 miliar per September 2023. Hal ini seiring dengan turunnya utang lain-lain dari Rp2,40 miliar menjadi Rp484,79 juta.
Adapun, posisi ekuitas juga turun dari Rp982,65 miliar pada akhir 2022 menjadi Rp968,49 miliar pada akhir kuartal III/2023.