Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah emiten seperti KINO, BBRI, PRIM, dan HEAL merencanakan aksi pembelian kembali atau buyback saham. Investor diminta memperhatikan aksi ini sebagai indikasi sejumlah hal.
Senior Technical Analyst Henan Putihrai Sekuritas Liza Camelia Suryanata menilai aksi buyback terutama mengindikasikan emiten memiliki kemampuan beli yang berarti persediaan kas cukup tebal atau good cash flow.
"Buyback juga menunjukkan keyakinan pada performa perusahaan di masa depan, walaupun saat ini tidak atau belum tercermin pada pergerakan harga sahamnya," urainya kepada Bisnis, Kamis (3/2/2022).
Selain itu, Liza menegaskan aksi buyback tidak akan serta merta mengangkat harga saham karena secara logika perusahaan akan berusaha membeli di harga seatraktif mungkin.
Namun, setidaknya aksi buyback dapat menstabilkan harga saham agar tidak jatuh terlalu dalam.
"Dengan demikian, jangan mengharapkan harga saham segera melejit, tetapi seiring waktu dan performa yang stabil kinclong maka harga saham akan merefleksikan fundamental yang baik," katanya.
Baca Juga
Di sisi lain, aksi buyback juga dapat menjadi strategi emiten ketika kinerja perusahaan tengah mengalami penurunan.
Pasalnya, aksi buyback ini akan mampu sedikit mendongkrak earning per share (EPS) atau setidaknya menahan agar tidak jatuh di kala perusahaan mengurangi saham yang beredar di pasar.
Di antara sejumlah emiten yang melakukan buyback, Liza menilai saham KINO menarik perhatian secara teknikal. Gerakan saham KINO yang fenomenal, naik dari 2.000 ke harga 3.000 lebih atau 50 persen dalam waktu sebulan.
"Dari kacamata analisa teknikal kami berpendapat bahwa target jangka pendek KINO sudah di depan mata sekitar level 3.150. Sebaiknya planning sell on strength segera disiapkan, atau setidaknya jangan lupa untuk menerapkan trailing stop apalagi ketika indicator RSI sudah matang di area overbought pada ketinggian harga seperti ini," paparnya.
Saham emiten yang buyback lain yang mencuri perhatiannya yakni BBRI yang tengah dalam trend sideways jangka pendek. BBRI menurutnya bergerak dalam rentang support dan resistance antara 4.050--4.250.
"Potensi BBRI ketika terjadi penembusan resistance baru akan membuka jalan menuju target 4.400--4.500. Namun sebaliknya jebol support akan menyeret BBRI jatuh lebih dalam ke area 3.950--3.850," urainya.
Terbaru, emiten barang konsumen PT Kino Indonesia Tbk. akan membeli kembali atau buyback saham perseroan hingga Rp100 miliar atau maksimum 20 juta saham. Biaya yang digunakan untuk buyback akan diambil perseroan dari kas internal.
Adapun, buyback saham ini akan dilakukan emiten dengan kode saham KINO mulai 3 Februari 2022 hingga 2 Mei 2022. Perseroan pun membatasi harga saham untuk buyback senilai maksimum Rp5.000 per saham.
Selain itu, ada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) berencana melakukan buyback saham perseroan dengan nominal saham yang cukup fantastis mencapai Rp3 triliun.
Perseroan menjadwalkan RUPST akan digelar pada 1 Maret 2022 untuk memperoleh persetujuan dari pemegang saham terkait rencana tersebut. Dapat dilakukan selama 18 bulan sejak RUPST.
Perkiraan nilai buyback belum termasuk biaya komisi perantara perdagangan efek lainnya, yang diperkirakan 0,33 persen dari perkiraan nilai buyback.
Adapun, saham hasil buyback akan digunakan untuk program kepemilikan saham pekerja atau direksi dan dewan komisaris perseroan.
Selain itu, emiten rumah sakit, PT Royal Prima Tbk. (PRIM) bakal melakukan pembelian kembali saham perseroan hingga Rp10 miliar. PRIM bakal melakukan periode pembelian kembali saham pada 28 Januari 2022 hingga 28 Maret 2022.
Emiten rumah sakit lainnya, PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) bakal melakukan aksi buyback saham dengan total sebesar Rp100 miliar atau 80 juta lembar saham.
Pembelian kembali saham Perseroan akan dilaksanakan terhitung mulai 12 Januari 2022 hingga 26 Januari 2022. HEAL membatasi harga pembelian kembali saham sebesar maksimum Rp1.450 per lembar saham.
Emiten barang konsumer lain, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI) juga melanjutkan pembelian kembali atau buyback sahamnya senilai Rp374 miliar atau setara 220 juta lembar saham.
ROTI juga membatasi harga pembelian saham sebesar Rp1.700 per lembar sahamnya. Pembelian kembali saham ini dilakukan dalam waktu 3 bulan ke depan terhitung 21 Januari 2022 hingga 20 April 2022.