Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pelayaran PT Trans Power Marine Tbk. (TPMA) memutuskan membagikan dividen interim tahun buku 2023 sebesar Rp78,99 miliar.
Corporare Secretary Rudy Sutiono mengatakan pembagian dividen interim tahun buku 2023 sesuai dengan keputusan direksi yang telah disetujui dewan komisaris pada 2 November.
“Rincian dividen yang akan dibayarkan adalah Rp78,99 miliar atau setara Rp30 per saham,” katanya dalam keterbukaan informasi Bursa, dikutip Senin (6/11/2023).
Pembagian dividen ini berlandaskan laporan keuangan kuartal III/2023, di mana TPMA membukukan laba bersih sebesar US$13,15 juta atau sekitar Rp203,71 miliar (kurs jisdor Rp15.487) dengan saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar US$57,85 juta.
Jika dihitung dengan laba bersih per September dengan besaran jumlah dividen yang dibayarkan, maka dividend payout ratio TPMA tercatat sebesar 38,77%.
Di sisi lain, pada perdagangan hari ini pukul 15.30 WIB, saham TPMA berada di level Rp680 per saham atau naik 6,25% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Jika mengasumsikan harga saham saat ini, maka dividend yield TPMA tercatat sebesar 4,41%.
Baca Juga
Adapun TPMA akan membagikan dividen pada 5 Desember 2023, dengan tanggal cum dividen pasar reguler dan tunai pada 14 November 2023, ex dividen pasar tunai dan reguler pada 15 November, cum dividen pasar tunai pada 16 November dan tanggal ex dividen pasar tunai pada 17 November 2023.
Sementara itu, tanggal DPS yang berhak atas dividen tunai yaitu pada 16 November 2023.
TPMA membukukan pendapatan US$48,03 juta atau sekitar Rp743,87 miliar (estimasi kurs Rp15.487 per dolar AS) per September 2023, Pendapatan usaha itu naik 5,27% dibandingkan US$45,62 juta per September 2022. Seluruh pendapatan TPMA berasal dari jasa pengangkutan.
Perinciannya ialah kapal tunda dan tongkang US$35,13 juta dan floating crane US$12,89 juta. Di tengah pertumbuhan pendapatan, TPMA juga mencatatkan pertumbuhan laba. Laba bersih TPMA mencapai US$13,15 juta atau sekitar Rp203,71 miliar per September 2023, naik 37,14% dari US$9,59 juta per September 2022.
Rudy Sutiono menyampaikan di tengah fluktuasi harga batu bara perusahaan masih bisa meningkatkan performa dalam industri pengangkutan barang curah. Bisnis TPMA tidak terlalu terpengaruh oleh harga batu bara, karena pelanggan menghitung berdasarkan volume pengangkutannya.