Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pelayaran PT Trans Power Marine tbk Tbk. (TPMA) memutuskan pembagian dividen Rp80 per saham atau total senilai Rp Rp280,59 miliar. Perseroan juga menyiapkan belanja modal untuk penambahan armada kapal pada 2025.
Direktur Utama TPMA Ronny Kurniawan menyampaikan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) hari ini menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp80 per saham atau Rp280.593.602.720 (Rp280,59 miliar).
“Dividen merepresentasikan kurang lebih 67,1% dari laba bersih tahun 2024. Perseroan senantiasa menjaga komitmen untuk memberikan nilai tambah kepada pemegang saham,” paparnya pada Rabu (30/4/2025).
Ronny menjelaskan, setelah melakukan konsolidasi dengan PT Bahtera Energi Samudra Tuah sejak akuisisi yang efektif pada 15 Juli 2024, TPMA mencatat pendapatan yang disajikan kembali sebesar US$119,1 juta pada tahun lalu, meningkat 7% dari US$111,2 juta pada 2023.
Pertumbuhan terutama berasal dari peningkatan volume pengangkutan selama tahun berjalan. Selain itu, kontribusi dari entitas asosiasi, PT Trans Logistik Perkasa, menambahkan penghasilan usaha sebesar US$3,8 juta.
Laba bersih TPMA setelah disajikan kembali juga meningkat sebesar 19% menjadi US$29,3 juta pada 2024 dari US$24,6 juta pada 2023. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada perseroan sebesar US$25,21 juta.
Baca Juga
Ronny menjelaskan pembagian dividen juga sudah mempertimbangkan rencana ekspansi perseroan ke depan. Pada 2025, TPMA bersama anak usaha dan perusahaan asosiasi merencanakan pengadaan 30 unit tug boat, 31 unit tongkang, dan 1 unit floating crane dengan anggaran belanja modal (capex) US$118 juta.
Sebelumnya pada 2024, Grup TPMA telah melakukan realisasi capex sebesar US$96 juta untuk pembelian 21 unit tug boat, 29 unit tongkang, dan 1 unit floating crane.
Perseroan, sambung Ronny, telah melaksanakan sejumlah langkah strategis guna memperkuat kapabilitas dan kapasitas bisnis pada 2024. Salah satu tonggak penting adalah akuisisi 65% saham PT Bahtera Energi Samudra Tuah (BEST), yang diyakini akan meningkatkan daya saing TPMA dalam industri pengangkutan laut.
Di samping itu, TPMA membentuk perusahaan patungan PT Trans Ocean Permata (TOP) bersama PT Samudra Investama Maju dengan kepemilikan mayoritas sebesar 51%, sebagai upaya untuk memperluas kapasitas armada dan jaringan logistik.
TPMA juga menjalin kerja sama dengan PT Resource Alam Indonesia Tbk. (KKGI) melalui pembentukan PT Trans Bahtera Pioneer (TBP). Ekspansi ini menjadi langkah strategis untuk fokus pada pertumbuhan armada di wilayah Kalimantan.
“Berbagai strategi ini diharapkan dapat membawa dampak positif terhadap kinerja TPMA pada 2025 dan seterusnya, seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan jasa logistik terpadu di sektor energi dan pertambangan,” papar Ronny.