Bisnis.com, JAKARA - Emiten pelayaran PT Trans Power Marine Tbk. (TPMA) mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba per September 2023 meski harga komoditas berfluktuasi.
TPMA membukukan pendapatan US$48,03 juta atau sekitar Rp743,87 miliar (estimasi kurs Rp15.487 per dolar AS) per September 2023, Pendapatan usaha itu naik 5,27% dibandingkan US$45,62 juta per September 2022.
Seluruh pendapaan TPMA berasal dari jasa pengangkutan. Perinciannya ialah kapal tunda dan tongkang US$35,13 juta dan floating crane US$12,89 juta.
Di tengah pertumbuhan pendapatan, TPMA juga mencatatkan pertumbuhan laba. Laba bersih TPMA mencapai US$13,15 juta atau sekitar Rp203,71 miliar per September 2023, naik 37,14% dari US$9,59 juta per September 2022.
Rudy Sutiono, Corporate secretary TPMA, menyampaikan di tengah fluktuasi harga batu bara perusahaan masih bisa meningkatkan performa dalam industri pengangkutan barang curah. Bisnis TPMA tidak terlalu terpengaruh oleh harga batu bara, karena pelanggan menghitung berdasarkan volume pengangkutannya.
"Selain itu, TPMA juga mengangkut sejumlah komoditas selain batu bara seperti wood chip, nikel, dan clinker," paparnya dalam siaran pers, Senin (30/10/2023).
Baca Juga
Strategi TPMA untuk terus menjaga hubungan dan memberikan service terbaik kepada para customer menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan. Ke depannya, TPMA yakin dapat terus meningkatkan performan seiring dengan rencana penambahan armada.
"Ada 3 sets tug and barge yang dipesan tahun lalu diharapkan akan selesai awal tahun 2024," imbuhnya.
Sementara itu, TPMA mencatatkan total aset US$113,44 juta per kuartal III/2023, naik dari US$107,38 juta pada akhir 2022. Perinciannya, total ekuitas US$91,11 juta naik dari sebelumnya US$88,83 juta, dan liabilitas juga naik menjadi US$22,33 juta dari sebelumnya US$18,55 juta.