Bisnis.com, JAKARTA — Prospek saham emiten Grup Salim, PT Nusantara Infrastructure Tbk. (META), dinilai akan cerah seiring dengan diraihnya konsesi pengelolaan jalan tol JORR Elevated (JORR-E) Cikunir-Ulujami melalui anak usahanya PT Jakarta Metro Exspressway (JKTMetro).
Mengacu data RTI Business, pada penutupan perdagangan Rabu, (11/10/2023), saham META melesat 13,89% atau 30 poin ke level Rp246 per saham. Sehari berselang, tepatnya pada Kamis (12/10) saham META juga masih nyaman di zona hijau dengan naik 1,63% atau 4 poin ke posisi Rp250 per saham. Dan pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (13/10) saham META terpantau melemah 10 poin atau 4% ke level harga Rp240 per saham.
Meski begitu, sepanjang 2023, saham META melonjak 98,35% secara year to date (ytd) dari posisi 2 Januari 2023 di level Rp123 per saham. Kapitalisasi pasar META tercatat tembus triliun.
Sebagai informasi, JKTMetro merupakan perusahaan patungan yang didirikan entitas META bersama PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), dan emiten Grup Astra, PT Acset Indonusa Tbk. (ACST).
Dengan ditekennya perjanjian konsesi tersebut, maka JKTMetro mendapatkan izin dari pemerintah untuk mengelola Tol JORR-E selama 45 tahun.
Menyitir keterangan resmi First Pacific Co Ltd milik Anthoni Salim, total investasi proyek tol JORR-E sebesar Rp21,3 triliun, dengan sekitar 32 persen didanai oleh ekuitas dan sisanya didanai oleh utang.
Baca Juga
"Berdasarkan struktur transaksi, kontribusi Grup terhadap JKTMetro dan proyek JORR-E sekitar US$261juta atau sekitar Rp4,1 triliun [kurs jisdor Rp15.710 per dolar AS]," tulis keterangan First Pacific Co Ltd dikutip Jumat, (13/10/2023).
Dalam konsorsium JKTMetro tersebut, META melalui anak usahanya, PT Marga Metro Nusantara (MMN) menggenggam saham mayoritas sebesar 85 persen, kemudian ADHI memiliki saham 10 persen, dan ACST menggenggam saham 5 persen.
Analis Teknikal Samuel Sekuritas Denzel Obaja mengatakan, saham META secara teknikal bergerak dalam tren naik (uptrend) yang terbentuk sejak awal September hingga Oktober 2023.
"Perlu diperhatikan bahwa kenaikan yang sangat signifikan pada saham META saat ini ditopang juga dengan penguatan volume transaksi yang tinggi disaat awal tren dimulai," kata Denzel kepada Bisnis, Dikutip Jumat, (13/10/2023).
Menurutnya, secara momentum saham META masih memberikan sinyal buy dengan rekomendasi beli di area Rp240-Rp250. Target harga saham META di rentang Rp280-Rp320 per saham, sedangkan cut loss apabila META tutup di bawah level area Rp225 per saham.
Tidak hanya META, dua emiten lain yang tergabung dalam konsorsium JKTMetro yakni ADHI dan ACST juga memiliki prospek yang menarik untuk dicermati. Presiden Direktur Kiwoom Sekuritas Indonesia Changkun merekomendasikan hold untuk saham ADHI dan ACST dalam jangka pendek. Baru kemudian setelah ada sinyal penguatan, investor dapat membeli saham ADHI dengan target price (TP) Rp535, dan saham ACST TP di level Rp220.
"Sedangkan saham META boleh trading buy dengan TP Rp282. Sentimen yang bisa menjadi katalis positif yaitu menjelang di tahun pemilu sektor infrastruktur bisa jadi pilihan," ujar Shin kepada Bisnis, Jumat, (13/10/2023).
Namun, dia mengingatkan sentimen negatif yang bisa membuat kinerja saham META, ADHI, dan ACST menjadi kurang maksimal yaitu potensi kenaikan suku bunga yang dapat berimbas terhadap emiten infrastruktur dan properti.
Sebagaimana diketahui, Bank Sentral AS Federal Reserve atau The Fed masih memproyeksikan kenaikan suku bunga 25 bps ke level 5,75 persen hingga akhir 2023. Saat ini, suku bunga The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) masih ditahan di level 5,25-5,5 persen.
Kinerja Keuangan META
META tercatat membukukan rugi bersih sepanjang semester I/2023 sebesar Rp110,48 miliar dipicu oleh beban keuangan perseroan yang membengkak 207,67 persen yoy menjadi Rp251,60 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), META membukukan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp110,48 miliar, dibanding semester I/2022 yang mencatatkan laba Rp35,37 miliar.
Padahal, pendapatan META melejit 113,91 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp851,16 miliar enam bulan pertama 2023, dibanding periode sama 2022 sebesar Rp397,89 miliar.
Secara rinci berdasarkan segmen, pendapatan META ditopang oleh jasa pengelola jalan tol sebesar Rp704,64 miliar. Diikuti segmen energi yang berkontribusi Rp101,23 miliar, penyediaan air sebesar Rp44,57 miliar, dan telekomunikasi Rp711,3 juta.
Seiring kenaikan pendapatan, beban pokok dan beban langsung perseroan terkerek menjadi Rp541,03 miliar, atau naik 269,47 persen yoy dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp146,43 miliar miliar.
Salah satu pemicu kerugian META yaitu beban keuangan yang membengkak 207,67 persen yoy menjadi Rp251,60 miliar, dibanding periode sama 2022 sebesar Rp81,77 miliar. Secara rinci, beban keuangan META berasal dari bunga pinjaman dan lembaga keuangan sebesar Rp243,87 miliar atau melonjak 302,89 persen secara yoy dari sebelumnya hanya Rp80,50 miliar.
Sementara bunga utang pembiayaan konsumen naik 2.328 persen menjadi Rp5,17 miliar dari sebelumnya Rp222,04 juta pada periode yang sama tahun 2022. Adapun, provisi pinjaman juga naik menjadi Rp1,99 miliar dari sebelumya Rp702,64juta.
Meski begitu, Laba bruto META masih terkerek menjadi Rp310,13 miliar dibanding semester I/2022 sebesar Rp251,46 miliar. Adapun, kas dan setara kas akhir periode perseroan juga turun 58,33 persen yoy menjadi Rp277,08 miliar dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp665 miliar.
Target Pendapatan META di Sisa Tahun 2023
Nusantara Infrastructure menargetkan pendapatan sampai akhir tahun 2023 bertumbuh 11-12 persen. Dalam paparan publik insidentil yang diselenggarakan secara virtual pada Selasa (10/10/2023), META memaparkan kinerja keuangan perusahaan selama first half 2023 sudah sesuai target.
“Secara ringkas hingga Juni 2023, kinerja atau performance operasional dari perseroan tetap terjaga dengan baik. Secara umum, seluruh bidang usaha kita membutuhkan perbaikan dan peningkatan,” ungkap Direktur META Ridwan Irawan dalam paparan publik insidentil META, Selasa (10/10/2023).
Adapun dalam pemaparannya, Ridwan menjelaskan mengenai kinerja perusahaan baik dari sisi operasional, maupun penjualan dan pendapatan cukup baik. Dari sisi operasional perusahaan, Ridwan memaparkan berdasarkan ketiga bidang usaha perusahaannya, yakni jalan tol, energi terbarukan, dan penyediaan air bersih.
Berdasarkan data perusahaan selama semester I/2022, jumlah traffic di jalan tol sejumlah 177,70 ribu average daily traffic (ADT). Di sisi lain, average hourly megawatt (AHMW) yang telah diproduksi perusahaan dalam bidang usaha energi terbarukan sebesar 18,42 AHMW. Sementara itu, pada penyediaan air bersih, jumlah juta liter air per hari yang telah dihasilkan sebesar 24,19 juta liter per hari (MLD).
Adapun pada semester I/2023 terjadi peningkatan pada bidang usaha jalan tol dan energi terbarukan. Terdapat peningkatan 11,5 persen pada bidang usaha jalan tol, menjadi 198 ribu ADT dan kenaikan 23,5 persen pada energi terbarukan menjadi 22,76 AHMW. Namun, terdapat penurunan pada penyediaan bersih menjadi 23,43 MLD.
Dari sisi sales and revenue, ketiga bidang usaha META mencatatkan kenaikan pada enam bulan pertama 2023 jika dibandingkan dengan enam bulan pertama 2022. Pada semester I/2023, bidang usaha jalan tol mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 10,50 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp274,53 miliar menjadi Rp303,37 miliar.
Direktur META Danni Hasan mengatakan target pendapatan yang diincar oleh perusahaan sampai akhir tahun 2023 sekitar 11-12 persen. Sebelumnya, di awal tahun 2023, META menargetkan pertumbuhan pendapatan dari bisnis tol sebesar 10 persen, dan laba bersih naik 25 persen.
“Tren pendapatan mungkin masih sama, karena kita ada penyesuaian tarif juga di salah satu jalan tol di bulan september lalu, kira-kira masih tumbuh antara 11-12 persen untuk tahun ini,” ujar Danni.
____
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.