Bisnis.com, JAKARTA — PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) resmi menerima Letter of Award (LOA) untuk kontrak pekerjaan Front-End Engineering Design (FEED) pada proyek Indonesia Inpex Abadi Onshore LNG Project.
Berdasarkan keterbukaan informasi, dikutip Selasa (12/8/2025), kontrak tersebut diberikan oleh Inpex Masela Ltd., anak perusahaan energi terbesar dari Jepang, pada 4 Agustus 2025.
Corporate Secretary PT Adhi Karya, Rozi Sparta mengatakan proyek tersebut diraih melalui kerja sama Joint Operation dengan dua perusahaan Engineering, Procurement, & Construction (EPC) internasional lainnya, yaitu KBR dan Samsung E&A.
"Keberhasilan ini menunjukkan bahwa ADHI diakui sebagai preferred partner berkat kompetensi teknik dan pengalaman panjangnya dalam mengelola proyek-proyek energi nasional," kata Rozi dalam keterangannya.
Dia menjelaskan proyek yang berlokasi di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku tersebut merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional. Fasilitas ini akan memproduksi sekitar 9,5 juta ton LNG dan 35.000 barel kondensat per hari dari gas alam Lapangan Abadi.
Proyek ini, lanjutnya, juga dilengkapi dengan teknologi Carbon Capture and Carbon Storage Facility untuk menangkap emisi karbon, sehingga menghasilkan pasokan energi rendah karbon yang stabil. Hal ini tidak hanya mendukung ketahanan energi nasional, tetapi juga komitmen Indonesia terhadap pengurangan emisi global.
Baca Juga
Dia berharap proyek tersebut bisa membawa manfaat signifikan bagi masyarakat, termasuk penciptaan lapangan kerja baru, peningkatan keterampilan tenaga kerja lokal, dan pengembangan infrastruktur serta peluang usaha bagi UMKM. Dengan fasilitas LNG skala besar ini, ADHI berharap dapat menjadi katalis pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di Maluku.
Dengan rekam jejak lebih dari 20 proyek EPC di sektor energi, ADHI optimis proyek LNG Abadi akan menjadi tonggak penting untuk memperkuat posisinya sebagai mitra strategis global.
"Kami berkomitmen penuh untuk mengerahkan sumber daya terbaik dan standar mutu tinggi demi kelancaran proyek ini," ujarnya.
Berdasarkan laporan keuangannya, ADHI mencetak pendapatan sebesar Rp3,81 triliun sampai akhir semester I/2025. Pendapatan ini turun 32,89% secara tahunan dari Rp5,68 triliun.
Rinciannya, pendapatan teknik dan konstruksi sebesar Rp3,1 triliun, pendapatan properti dan pelayanan sebesar Rp176,5 miliar, manufaktur sebesar Rp383,2 miliar, dan pendapatan investasi dan konsesi sebesar Rp136,1 miliar.
Adapun berdasarkan pelanggannya dengan pendapatan usaha melebihi 10%, pendapatan ADHI diperoleh dari PT Jasarmarga Jogja Solo sebesar Rp692,8 miliar, dan PT Jasamarga Jogja Bawen sebesar Rp412,6 miliar.
ADHI juga membukukan penurunan beban pokok pendapatan menjadi Rp3,23 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp5,15 triliun pada semester I/2024. Beban pokok pendapatan ini turun 37,21% secara tahunan.
Laba bruto ADHI tercatat meningkat 9,82% menjadi Rp572,8 miliar, dari Rp521,6 miliar secara tahunan.
Akan tetapi, laba bersih ADHI tercatat turun hingga 45,23% menjadi Rp7,54 miliar, dari sebelumnya sebesar Rp13,7 miliar secara tahunan.