Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan sawit PT Pulau Subur Tbk. (PTPS) menargetkan laba usaha tembus ke Rp29 miliar usai mencatatkan saham perdananya di lantai Bursa Efek Indonesia (BEI).
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Utama Pulau Subur Felix Safei saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (9/10/2023).
"Untuk laba usaha kami targetkan Rp29 miliar hingga akhir 2023 dan Rp67 miliar untuk pendapatan," jelasnya kepada wartawan, Senin (9/10/2023).
Adapun, Felix menyebut bahwa perseroan telah menyiapkan beberapa strategi dalam upaya merealisasikan target pendapatan dan laba sepanjang 2023 tersebut. Salah satunya adalah dengan membangun satu pabrik baru yang memiliki kapasitas produksi sekitar 300.000 ton per tahun.
Sementara itu, Direktur Utama PTPS ini mengaku bahwa pihaknya belum berencana untuk melakukan ekspor TBS dan masih berfokus untuk memenuhi kebutuhan domestik terhadap buah kelapa sawit.
"Rencana ekspor hingga sampai saat ini belum ada dan distribusi masih di domestik ke Palembang, Sumatra Selatan," sambung Felix.
Baca Juga
Mengutip laporan keuangan Pulau Subur, Senin (9/10/2023), PTPS mencatat lonjakan laba usaha berjalan sebesar 4,34 persen pada kuartal I/2023 menjadi Rp6,49 miliar dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp6,22 miliar.
Peningkatan laba usaha ini terutama disebabkan oleh melonjaknya angka penjualan tandan buah segar (TBS) sebesar Rp1,52 miliar serta keuntungan perubahan nilai wajar bersih aset biologis sebesar Rp2,28 miliar yang dibatasi oleh kenaikan beban penjualan pokok sebesar Rp3,25 miliar.
Sementara itu, penjualan usaha per 31 Maret 2023 mencapai Rp13,84 miliar, melesat 12,36 persen secara year on year (yoy) dibanding periode sama tahun kemarin sebesar Rp12,32 miliar.
Seiring dengan kenaikan penjualan, beban pokok penjualan juga tercatat naik persen 57,45 persen menjadi Rp8,92 miliar dari yang sebelumnya tercatat sebesar Rp5,66 miliar.
Di sisi lain, total aset perusahaan per 31 Maret 2023 mencapai Rp76 miliar, diikuti dengan jumlah liabilitas sebesar Rp22,01 miliar dan ekuitas senilai Rp54 miliar.