Bisnis.com, JAKARTA – Perdagangan derivatif kripto di Indonesia terus mengalami peningkatan positif. Seiring dengan peningkatan itu, pedagang aset kripto pun terus berinovasi.
Mengutip data dari bursa kripto CFX, sepanjang semester I/2025, total transaksi derivatif kripto menyentuh US$2,06 miliar atau Rp33,54 triliun.
Mengacu kepada data perdagangan derivatif kripto secara global, mengutip Coingecko, total volume derivatif per 20 Agustus 2025 mencapai US$730 miliar atau sekitar Rp11,9 kuadriliun.
Produk aplikasi pedagang mata uang kripto Pintu yakni Pintu Futures juga turut mengalami peningkatan yang sejalan dengan pertumbuhan perdagangan derivatif kripto. Secara kuartalan jumlah trader baru Pintu Futures naik 340% per kuartal II/2025, yang memperlihatkan antusiasme positif masyarakat Indonesia.
Head of Product Marketing PINTU Iskandar Mohammad mengatakan potensi ruang untuk tumbuh bagi industri kripto di Indonesia masih sangat besar, baik dari jumlah investor, developer, hingga total nilai transaksi akan terus meningkat positif.
Peningkatan ini seiring dengan regulasi yang semakin ramah dan mulai masuknya investor institusi ke industri kripto di Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lainnya.
Baca Juga
"Peran kami sebagai pelaku pasar akan terus mendukung kemajuan industri kripto dalam negeri dengan menghadirkan inovasi terbaik yang dibutuhkan oleh pasar kripto Indonesia,” katanya, dikutip Jumat (22/8/2025).
Pedagang kripto dengan nama perusahaan PT Pintu Kemana Saja itu mulai menghadirkan dua fitur terbaru untuk perdagangan kripto derivatif Pintu Futures yakni Price Protection dan Stop Order. Kedua fitur terbaru ini hadir untuk memberikan perlindungan maksimal bagi trader crypto Indonesia.
“Fitur Price Protection memungkinkan pengguna memilih batas maksimum slippage seperti 0,2%, 1%, atau 2,5% saat mengeksekusi market order," terangnya.
Tujuannya untuk melindungi trader dari eksekusi order di luar batas harga wajar, terutama ketika market “loncat” akibat perbedaan likuiditas di order book atau pergerakan harga mendadak.
Dengan adanya fitur ini, trader bisa terhindar dari kerugian akibat “price spike” atau “price crash” sesaat, sekaligus merasa lebih aman saat trading di kondisi pasar yang volatile.
“Selain itu, fitur Stop Order membantu pengguna masuk posisi otomatis saat harga menyentuh level yang telah ditentukan, sehingga tidak perlu memantau chart 24/7," tuturnya.
Dalam fitur Stop Order terdapat dua jenis yakni, Stop Market, saat order menjadi market order setelah trigger price tercapai dan langsung dieksekusi di harga pasar; serta Stop Limit, di mana order menjadi limit order setelah trigger price tercapai dan hanya dieksekusi di harga limit atau lebih baik.
Dengan mengatur trigger price dan order price, trader bisa memanfaatkan momentum pasar kripto di berbagai kondisi.