Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat ke 6.950,15 pada penutupan sesi I perdagangan hari ini, Rabu (27/9/2023). Seiring dengan penguatan indeks, saham BBRI, BBCA, dan BBNI terpantau masuk ke dalam daftar saham paling laris siang ini.
Pada pukul 12.00 WIB, IHSG naik 0,38 persen atau 26,35 poin ke level 6.950,15 pada perdagangan siang ini. IHSG bergerak pada rentang 6.913,35 sampai 6.970,84 sepanjang sesi.
Terdapat 263 saham menguat, 232 saham melemah, dan 238 saham dalam posisi stagnan. Kapitalisasi pasar terpantau menjadi Rp10.336 triliun.
Saham paling laris pada perdagangan kali ini dipimpin oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dengan nilai transaksi mencapai Rp306,5 miliar. Adapun saham BBRI meningkat 1,44 persen ke harga Rp5.275.
Saham terlaris kedua dipegang oleh PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dengan nilai transaksi sebesar Rp257,6 miliar. Saham BBCA turun 0,28 persen ke harga Rp8.925.
Pada posisi ketiga saham terlaris diisi oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dengan nilai transaksi sebesar Rp241,7 miliar. Saham BBNI menguat 1,75 persen ke harga Rp10.150.
Baca Juga
Beberapa emiten lain yang masuk ke dalam daftar saham paling laris di antaranya, saham MEDC yang naik 6,93 persen ke harga Rp1.620. Selanjutnya, saham BMRI yang menguat 1,27 persen ke level Rp6.000. Serta, saham AMMN yang terpantau dalam posisi stagnan di level Rp5.675.
Sementara itu, saham paling anjlok atau top losers hari ini ditempati oleh DNAR yang ambles 13,51 persen atau 20 poin ke level 128. Lalu, disusul oleh WIDI yang melemah 9,82 persen atau 11 poin ke posisi 101. Selanjutnya, ada saham HATM dan HELI yang masing-masing turun 7,69 persen ke level 336 dan 7,14 persen ke posisi 78.
Sebelumnya, Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan IHSG diperkirakan melanjutkan pelemahan di rentang 6.900-6.950 pada perdagangan hari ini.
"Potensi pelemahan IHSG ini dipengaruhi oleh pelemahan mayoritas indeks global pada perdagangan kemarin," ujar Valdy dalam riset Rabu, (27/9/2023).
Adapun, level support IHSG pada hari ini berada di 6.900, sedangkan level pivot di 6.950 dan level resisten 7.000. Menurutnya, dari eksternal, pelaku pasar khawatir dengan dampak negatif jika terjadi government shutdown di AS yang mengharuskan menghentikan beberapa fungsi lembaga AS.
Indeks-indeks Wall Street melemah lebih dari 1 persen pada Selasa (26/9). Data-data ekonomi terbaru menambah kekhawatiran pasar terhadap outlook ekonomi AS. Harga rumah naik 4,6 persen year-on-year (yoy) pada Juli 2023 dibanding 3,2 persen yoy di Juni 2023 memicu kekhawatiran terhadap kondisi inflasi di AS.
US CB Consumer Confidence turun ke 103 pada September 2023 dari 108.7 di Agustus 2023. Selain data ekonomi, pelaku pasar masih mencermati perkembangan proses pembahasan government funding sebelum deadline di akhir September 2023.
Sejalan dengan pelemahan Wall Street, mayoritas indeks di Eropa juga ditutup melemah kemarin. Pelemahan turut dipengaruhi oleh kekhawatiran terhadap outlook ekonomi di AS dan dampaknya ke ekonomi Eropa, terutama terkait pidato Kepala The Fed Jerome Powell dalam FOMC September 2023.
Dalam pidatonya, Jerome Powell memberikan petunjuk bahwa The Fed masih berpeluang menaikan suku bunga acuan pada sisa 2023 dan kemungkinan mempertahankan suku bunga acuan di level tinggi untuk waktu yang lebih lama. Kondisi serupa disampaikan oleh Presiden European Central Bank (ECB) beberapa waktu sebelumnya.
Meski dibayangi sentimen negatif tersebut, harga minyak bumi rebound pada Selasa (26/9). Harga brent oil menguat 0,7 persen ke US$93,96 per barel, sementara harga crude oil menguat 0,8 persen ke US$90,39 per barel.
Dari sentimen regional, ekspektasi perbaikan kondisi pasar properti di China masih membutuhkan waktu yang lebih lama dari perkiraan meskipun telah menerapkan kebijakan yang lebih akomodatif. Selain itu, data inflasi Jepang relatif tinggi dengan rata-rata 3 persen yoy dibanding kondisi normal kurang dari 1 persen yoy.
Inflasi tinggi Jepang ini memicu kekhawatiran kenaikan suku bunga acuan dari Bank of Japan (BoJ) sehingga dapat memicu capital outflow dari negara berkembang, termasuk Indonesia.
Adapun, Phintraco Sekuritas menyematkan rekomendasi speculative buy untuk saham MTEL, MIDI, dan ACES, serta trading buy untuk TLKM, ASII, AMRT, dan EMTK. (Daffa Naufal Ramadhan)