Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan tambang Grup Harita PT Cita Mineral Investindo Tbk. (CITA) membukukan penurunan kinerja sepanjang semester I/2023. Laba bersih CITA tergerus pada paruh pertama 2023 menjadi Rp205 miliar.
Dalam laporan keuangannya, CITA membukukan penjualan sebesar Rp1,87 triliun. Penjualan bersih ini terkoreksi 28,96 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,64 triliun.
CITA tercatat banyak melakukan penjualan ke pihak berelasi, yaitu PT Well Harvest Winning Alumina Refinery sebesar Rp1,42 triliun, dan ke Glencore International AG sebesar Rp324,07 miliar. Total penjualan ke pihak berelasi ini sebesar Rp1,74 triliun.
Selanjutnya, yakni penjualan ke pihak ketiga yakni Pengtai International Trading Pte. Ltd. sebesar Rp131,03 miliar, dan Renhe Resources Ltd. sebesar Rp2,9 miliar. Total penjualan ke pihak ketiga ini yakni Rp133,9 miliar, turun dari semester I/2022 yang sebesar Rp1,4 triliun.
Penurunan penjualan ini diikuti oleh penurunan beban pokok penjualan CITA sebesar 16,72 persen dari Rp1,6 triliun di semester I/2022, menjadi Rp1,33 triliun di semester I/2023.
Akan tetapi, akibat penjualan yang turun, laba bruto CITA juga ikut tergerus menjadi Rp543 miliar, turun 47,83 persen dari Rp1,04 triliun.
Baca Juga
Alhasil, laba bersih CITA turun menjadi Rp205,4 miliar, dari Rp431,5 miliar. Laba bersih ini anjlok 52,4 persen secara tahunan atau year on year. Laba per saham yang dapat diatribusikan pemilik entitas induk CITA juga ikut turun menjadi Rp52, dari Rp109.
Hingga akhir Juni 2023, CITA mencatatkan peningkatan jumlah aset menjadi sebesar Rp5,48 triliun, naik dari Rp5,2 triliun dibandingkan akhir Desember 2022.
Jumlah liabilitas CITA juga ikut meningkat dari Rp932,7 miliar di akhir 2022, menjadi Rp1,11 triliun di akhir semester I/2023. Sementara itu, jumlah ekuitas CITA juga meningkat menjadi Rp4,36 triliun di 30 Juni 2023, dari Rp4,28 triliun di 31 Desember 2022.