Bisnis.com, JAKARTA — Emiten tambang emas PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) menargetkan pembentukan perusahaan joint venture bersama PT Ormat Geothermal Indonesia yang akan fokus pada diversifikasi bisnis geothermal pada akhir September 2023.
Direktur Utama Archi Indonesia Rudy Suhendra mengatakan saat ini progres diversifikasi bisnis geothermal milik ARCI sedang menunggu hasil pemeriksaan panas bumi oleh PT Ormat Geothermal Indonesia.
“Mereka saat ini sedang melakukan pengecekan panas. Kurang lebih memakan waktu satu bulan, tengah September akan selesai,” katanya kepada Bisnis, Selasa (22/8/2023).
Saat ini, proses pembentukan anak usaha tersebut masih menunggu hasil pengecekan panas dari area konsensi tambang Emas Toka Tidung. Rudy mengklaim jika memang sesuai dengan standar Ormat maka pembentukan anak usaha akan segera di lakukan pada akhir September.
Setelah pendirian anak usaha, ARCI akan kembali berdiskusi mengenai eksplorasi lanjutan dan konstruksi pembangunan geothermal.
Proyek geothermal garapan ARCI dan Omat tersebut memiliki kapasitas 30 megawatt dan akan dikomersialkan.
Baca Juga
“Saat ini 30 megawatt dan akan diverifikasi lagi dari hasil pemanasan dan eksplorasi lanjutan,” jelas Rudy.
Di sisi lain, ARCI menargetkan pertumbuhan kinerja keuangan sebesar 20 persen sepanjang 2023 sejalan dengan target peningkatan produksi emas yang menjadi bisnis utama.
Direktur Utama Archi Indonesia Rudy Suhendra mengatakan keyakinan capaian target tersebut seiring dengan perbaikan Pit Araren yang longsor serta penambahan infrastruktur yang diharapkan dapat menekan pengeluaran ARCI.
“Kalau kita berbicara soal produksi, maka target finansial juga akan tumbuh 20 persen juga dibandingkan tahun sebelumnya,” katanya kepada Bisnis, Selasa (22/8/2023).
Rudy menjelaskan hingga saat ini ARCI menargetkan pertumbuhan produksi sebesar 20 persen. Target tersebut merupakan bagian dari target jangka panjang yang disebut akan memproduksi emas lebih dari 200.000 ons seperti sebelum tahun 2022.
Produksi emas 200.000 ons yang diklaim merupakan rata-rata produksi ARCI bahkan sebelum melantai di Bursa Efek Indonesia tidak dapat terealisasi pada 2022 karena adanya longsor pada Pit Araren.
Meski demikian, Rudy mengaku saat ini perbaikan Pit Araren akan diselesaikan akhir tahun sehingga dapat kembali mendongkrak target produksi 200.000 ons di tahun 2024.