Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tiktok Shop Kurang Bertaji ke Tokopedia, UOB Rekomendasi Beli GOTO

Riset terbaru UOB KayHian Sekuritas menilai peningkatan take rate dan manajemen beban biaya yang ketat akan menjadi pendorong PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
Pengemudi ojek online (ojol) menunjukan logo GoTo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengemudi ojek online (ojol) menunjukan logo GoTo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Riset terbaru UOB KayHian Sekuritas menilai peningkatan take rate dan manajemen beban biaya yang ketat akan menjadi pendorong PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menuju profitabilitas dan tetap merekomendasikan beli untuk sahamnya. 

Analis UOB KayHian Sekuritas Stevanus Juanda melihat monetisasi Tokopedia yang tercermin dari take rate berpotensi meningkat ke 4-5 persen dari posisi pada kuartal I-2023 sebesar 3,6 persen. “Investor perlu mencatat bahwa kenaikan take rate Tokopedia dari 3,6 persen ke 4,5 persen setara dengan kenaikan harga jual rata-rata (ASP) sebesar 25 persen” tulis Stevanus dalam laporan risetnya.

Kemudian dari bisnis fintech, meski take rate cenderung flat di 0,5 persen tetapi profitabilitas unit bisnis tersebut akan ditopang oleh penyaluran kredit. 

Untuk diketahui GOTO pada akhir 2022 telah meluncurkan produk pinjaman dengan jenis Buy Now PayLater (BNPL) yang mayoritasnya atau setara 50 persen pinjaman dibiayai oleh Bank Jago (ARTO). 

Selanjutnya di segmen on-demand, take rate Gojek mulai setara dengan kompetitornya di kancah global. Faktor lain yang turut disorot oleh analis UOB KayHian Sekuritas tersebut adalah fenomena video e-commerce (TikTok) akan lebih berdampak pada kompetitor Tokopedia. 

Karakteristik bisnis video e-commerce yang lebih banyak menjual fashion dengan harga di bawha USD10 dan dengan skema Cash on Delivery (COD) akan lebih berdampak pada Shopee mengingat rata-rata harga jual produk Tokopedia setara dengan USD30 dan kurang dari 5 persen produknya dijual melalui skema COD. 

Sejalan dengan upaya peningkatan monetisasi, GOTO juga dinilai akan terus menjalankan strategi efisiensi biaya yang membuat perseroan akan mencapai target operasional EBITDA yang disesuaikan positif dalam kuartal IV-2023 setelah sukses mencapai marjin kontribusi positif pada kuartal I-2023. 

Dengan upaya peningkatan dari sisi top line dan efisiensi biaya Stevanus Juanda merevisi ke atas perkiraan bottom line GOTO untuk tahun 2023 dan 2024. “Kami merevisi [perkiraan] NPAT (Net Profit After Tax) 2023/24 lebih tinggi 6,7 persen per 16.6 persen” tulis Stevanus dalam laporan riset tersebut. 

Stevanus juga mempertahankan rating beli untuk saham GOTO dengan target harga Rp 145 per saham yang mengimplikasikan valuasi yang lebih premium sebesar 25 persen dari valuasi Bukalapak (BUKA). 

Pasca melemah 3 hari beruntun dan stagnan di hari keempat pada pekan ini, harga saham GOTO akhirnya ditutup menguat 0,86 persen ke Rp 117 per saham dengan volume transaksi mencapai 4,42 miliar saham dan nilai transaksi sebesar Rp 515,4 miliar. 

Saham GOTO juga diborong asing sebesar Rp 87,95 miliar di pasar regular pada perdagangan Jumat (16 Juni 2023). Aksi net buy asing di pasar regular juga meningkat signifikan dibandingkan sehari sebelumnya yang hanya mencapai Rp 21,3 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper