Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka menguat ke posisi Rp14.925 pada pembukaan perdagangan Jumat (16/6/2023). Penguatan rupiah terjadi kala indeks dolar AS terkoreksi pagi ini.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 0,19 persen atau naik 29 poin ke level Rp14.925 di hadapan dolar AS. Sementara itu indeks dolar bergerak terkoreksi 0,01 persen ke posisi 102,12.
Bersama rupiah, beberapa mata uang kawasan Asia yang menguat terhadap dolar AS adalah won Korea Selatan naik 0,69 persen, peso Filipina naik 0,30 persen, yen Jepang naik 0,24 persen, ringgit Malaysia naik 0,22 persen, dan dolar Taiwan naik 0,10 persen.
Sementara itu, mata uang kawasan Asia yang melemah terhadap dolar AS adalah yuan China turun 0,10 persen, rupee India turun 0,09 persen, baht Thailand turun 0,09 persen, dolar Singapura turun 0,04 persen, dan dolar Hong Kong turun 0,02 persen.
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan dolar AS menguat terhadap nilai tukar lainnya terutama pada emerging market seiring ekspektasi pasar yang beralih dari pemangkasan suku bunga AS menjadi kenaikan suku bunga AS.
Adanya perubahan ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga acuan AS disebabkan oleh pengumuman kebijakan moneter AS yang memberi sinyal tidak ada pemangkasan suku bunga untuk 2023.
Baca Juga
Dia juga menyebut hasil survei CME FedWatch Tool menunjukkan probabilitas kenaikan suku bunga acuan AS mencapai 25 basis poin di Juli 2023. Probabilitas kenaikan tersebut mendekati 70 persen dibandingkan probabilitas ditahannya suku bunga yang hanya mencapai 30 persen.
“Selain itu, prospek ekonomi China yang melambat juga bisa memberikan dampak negatif ke rupiah karena hubungan ekonomi Indonesia yang besar dengan China,” ujar Ariston dalam riset, Jumat (16/6/2023).
Ariston memproyeksikan rupiah hari ini melemah ke kisaran Rp15.000 dengan support di kisaran Rp14.850 per dolar AS.