Bisnis.com, JAKARTA — Sentimen kenaikan lanjutan suku bunga The Fed diperkirakan bakal mengantarkan rupiah ke zona pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat. Pada penutupan perdagangan Kamis (15/6/2023), rupiah melemah ke Rp14.954 ketika indeks dolar AS naik ke 102,70.
Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures Nanang Wahyudin mengemukakan penguatan dolar AS berpotensi berlanjut hingga pekan dengan seiring dengan faktor teknikal dan prospek kenaikan suku bunga sebanyak dua kali sampai akhir 2023.
“Hal ini memicu profit taking terhadap rivalitas utama currency dan komoditas terutama emas,” kata Nanang, Kamis (15/6/2023).
Dia menyebutkan emas cenderung tertekan sentimen kebijakan The Fed selanjutnya, serta imbas hasil obligasi AS tenor 10 tahun. Pengetatan sendiri masih dilakukan Bank Sentral karena pertimbangan angka tenaga kerja yang masih ketat dan level pengangguran yang berada di bawah 4 persen.
“Emas yang sebelumnya masih terjebak dalam kisaran US$1.930–US$1.970 per troy ons, kali ini akan mencoba bergerak di bawah US$1.930, tepatnya berpotensi menuju US$1.880,” paparnya.
Pergerakan rupiah juga masih dipengaruhi oleh pergerakan pasar Asia. Nanang mengatakan perlambatan di China bakal berdampak pada kinerja ekspor Indonesia mengingat China merupakan importir terbesar untuk sejumlah komoditas Indonesia. Dalam situasi tersebut, sumber pendapatan devisa negara bisa terganggu dan mempengaruhi neraca perdagangan.
Baca Juga
Nanang melanjutkan aktivitas transaksi berdenominasi dolar, terutama pembayaran utang luar negeri, bakal terimbas fluktuasi dolar di tengah prospek kenaikan suku bunga ini. Dia memperkirakan rupiah di ambang mendekati Rp15.000 per dolar AS dan bakal menuju rentang Rp15.075, Rp15.140 dan Rp15.210 per dolar AS.
“Sebaliknya zona bawah yang masih dipertahankan adalah Rp14.880, Rp14.795 dan 14.705,” katanya.
Sentimen yang memicu dolar berbalik arah adalah jika The Fed benar benar mengakhiri kenaikan suku bunga. Namun dengan ruang kenaikan yang masih tersedia, Nanang mengatakan rupiah tetap akan kesulitan menembus zona bawah Rp14.500.
“Untuk jangka menengah akan bergerak pada rentang harga Rp14.800 sampai dengan Rp15.300,” kata dia.