Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan terus melanjutkan penguatan menembus ke bawah Rp14.700 per dolar AS.
Rupiah ditutup menguat 0,9 persen ke Rp14.746 per dolar AS pada perdagangan Kamis (13/4/2023), level yang terakhir kali dilihat pada Agustus 2022. Apresiasi itu makin mengangkat rupiah hingga menguat 5,6 persen sepanjang tahun berjalan, performa terbaik di Asia.
Senior Economist Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto mengatakan penguatan rupiah didorong oleh ekspektasi akan segera berakhirnya siklus pengetatan moneter di AS.
"Hal ini didukung juga oleh perkembangan data inflasi AS yang lebih rendah dari ekspektasi," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (13/4/2023).
Inflasi AS kembali melambat pada Maret menjadi 5 persen yoy dari pada Februari di 6 persen yoy dan konsensus memperkirakan di 5,2 persen yoy. Akan tetapi, inflasi inti Amerika Serikat naik sesuai ekspektasi pasar menjadi 5,6 persen yoy, dari Februari 5,5 persen dan konsensus 5,6 persen yoy.
Mempertimbangkan hal ini, 70 persen investor memprediksi The Fed masih akan menaikkan suku bunga pada bulan Mei sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen.
Rully mengatakan prospek rupiah dalam jangka panjang kemungkinan masih akan tetap stabil di bawah Rp15.000 pada akhir tahun ini, setelah The Fed mengakhiri rangkaian kenaikan suku bunga sejak Maret 2022 lalu.
Adapun, Rully mengatakan sejumlah sektor yang akan diuntungkan dari penguatan rupiah adalah sektor yang memiliki proporsi impor yang tinggi atau kebutuhan valas yang tinggi dalam kegiatan operasionalnya.
Sebelumnya, Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi juga mengatakan walaupun secara umum pasar memperkirakan kenaikan suku bunga yang terakhir sebesar 25 bps pada bulan depan, namun investor mulai melihat munculnya perbedaan pendapat diantara para pejabat Fed atas arah kebijakan suku bunga dari risalah rapat yang dirilis semalam.
"Prediksi para staf Fed mengenai potensi resesi di semester II/2023 menjadi justifikasi bagi para pelaku pasar untuk mengalihkan portofolio mereka dari pasar saham Amerika Serikat ke pasar US Treasury atau bahkan negara-negara Eropa yang perekonomiannya sudah mencapai titik nadir. Hal ini mengakibatkan indeks dolar sempat turun ke 101,5 dan mendorong penguatan rupiah," jelasnya.
Baca Juga
Simak pergerakan rupiah hari ini secara live.
Rupiah naik 41 poin atau 0,28 persen menjadi Rp14.704,5 per dolar AS.
Indeks dolar AS turun 0,17 persen ke level 100,84.
Pukul 14.01 WIB, rupiah naik 41,5 poin atau 0,28 persen menjadi Rp14.704 per dolar AS.
Indeks dolar AS turun 0,13 persen ke level 100,878.
Pukul 10.25 WIB, rupiah naik 78,5 poin atau 0,53 persen menjadi Rp14.667 per dolar AS.
Indeks dolar AS terkoreksi 0,17 persen ke level 100,844.
Pukul 09.04 WIB, rupiah naik 69,5 poin atau 0,47 persen menjadi Rp14.676 per dolar AS.
Indeks dolar AS terkoreksi 0,11 persen ke level 100,902.