Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup menguat ke Rp14.745 pada akhir perdagangan Kamis (13/4/2023) sejalan dengan pelemahan indeks dolar AS.
Mengutip data Bloomberg, Kamis (13/4/2023) pukul 15.20 WIB, rupiah ditutup menguat 0,90 persen atau 134,5 poin ke Rp14.745. Adapun, indeks dolar mengalami pelemahan 0,18 persen ke 101,31.
Bersama dengan rupiah, won Korea Selatan juga menguat 1,14 persen, yen Jepang menguat 0,14 persen, rupee India menguat 0,26 persen, ringgit Malaysia menguat 0,20 persen, dan baht Thailand menguat 0,27 persen.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS diperdagangkan mendekati posisi terendah dua bulan pada hari Kamis karena data inflasi yang lebih lemah dari perkiraan dan kekhawatiran akan resesi membuat pasar menghargai peluang yang lebih besar bahwa Federal Reserve akan menghentikan siklus kenaikan suku bunga.
Indeks Harga Konsumen (IHK) AS naik 0,1 persen lebih tinggi pada Maret, menghasilkan kenaikan tahunan sebesar 5,0 persen, terendah sejak Mei 2021. Angka tersebut juga di bawah 5,2 persen yang diharapkan, dengan tekanan dari inflasi tetap kuat.
"Angka-angka ini kemungkinan berarti bahwa Federal Reserve menaikkan suku bunga lagi bulan depan. Namun, ekspektasi tumbuh bahwa bank sentral AS akan memangkas suku bunga sebelum akhir tahun ini, terutama setelah risalah dari pertemuan Fed terakhir di bulan Maret menunjukkan proyeksi resesi ringan akhir tahun ini," ujarnya dalam riset, Kamis (13/4/2023).
Presiden Fed San Francisco Mary Daly juga menyebut kemungkinan kenaikan suku bunga akan lebih sedikit oleh Fed, mengingat bahwa bank sentral AS itu sudah menaikkan suku bunga secara tajam dari mendekati level nol selama setahun terakhir.
Dalam risalah pertemuan Maret Fed menunjukkan bahwa pembuat kebijakan sedang mempertimbangkan jeda dalam kenaikan suku bunga. Tetapi mereka juga mewaspadai "resesi ringan" akhir tahun ini, setelah krisis perbankan dan kenaikan suku bunga menggerogoti pertumbuhan ekonomi.
Dari sisi internal, pelaku pasar optimistis ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh di atas 5 persen. Hal tersebut didukung oleh IMF (International Monetary Fund) dalam laporan World Economic Outlook (WEO) pada April 2023, IMF yang merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 dari 4,8 persen menjadi 5,0 persen.
Perkiraan IMF tersebut relatif sejalan dengan perkiraan baik Pemerintah, Bank Indonesia maupun para ekonom yang memperkirakan di atas 5,0 persen. Hal tersebut menandakan ekonomi Indonesia akan tetap tangguh pada tahun 2023 meskipun pertumbuhan ekonomi global melambat. Namun melambatnya ekonomi global membuat Indonesia berfokus terhadap sektor domestik yang terus tumbuh.
Pasalnya, kegiatan ekspor terlihat melemah seiring dengan perlambatan ekonomi global, terutama di AS dan Zona Euro, tetapi pembukaan kembali ekonomi China dapat mendukung permintaan eksternal sampai tingkat tertentu. Harga komoditas juga cenderung terus melemah meskipun turunnya secara bertahap.
Selain itu, konsumsi rumah tangga Indonesia akan didukung oleh inflasi yang menurun. Ini berkat keberhasilan pemerintah dalam menjaga pasokan dan harga pangan. Pencabutan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada akhir tahun 2022 juga meningkatkan mobilitas dan permintaan masyarakat.
Lebih lanjut belanja pemerintah yang mengalami kontraksi pada 2022 di tengah penurunan beban program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sejalan dengan situasi Covid-19 yang semakin terkendali, diperkirakan akan kembali ke rekor pertumbuhan pada 2023.
Hal ini didukung oleh meningkatnya anggaran untuk infrastruktur dalam APBN 2023, kelanjutan Proyek Strategis Nasional, proyek hilirisasi, dan pengembangan ibu kota negara (IKN) baru.
Dengan demikian, untuk perdagangan besok, Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp14.700- Rp14.780.
Rupiah Makin Perkasa Ditutup Menguat ke Rp14.745 per Dolar AS
Rupiah menguat ke Rp14.745 per dolar AS pada akhir perdagangan Kamis (13/4/2023).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
13 jam yang lalu
Taruhan Besar di Saham Adaro Minerals (ADMR)
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
26 menit yang lalu
Tren IPO di Indonesia Sepi pada 2024, Bagaimana Proyeksi 2025?
10 jam yang lalu
PT Timah TINS Yakin 2025 Harga Timah Makin Berkilau
10 jam yang lalu