Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Obligasi Korporasi vs Surat Utang Negara, Mana Paling Memikat?

Dana asing yang masuk ke Indonesia membuat yield SUN terpantau turun didorong oleh penguatan nilai tukar rupiah. 
ILUSTRASI OBLIGASI. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI OBLIGASI. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Investor pasar obligasi masih memiliki minat besar terhadap Surat Utang Negara (SUN) dibandingkan dengan penerbitan obligasi korporasi yang harus mempertimbangkan sektor dari emiten penerbit. 

Chief Economist Bank Central Asia David E Sumual mengatakan pada kuartal I/2023, minat investor ke obligasi pemerintah cukup kuat, terlihat dari dana asing yang masuk ke Indonesia di mana yield SUN terpantau turun didorong oleh penguatan nilai tukar rupiah. 

Selain itu, ekspektasi The Fed yang mulai menahan suku bunga di pertengahan tahun akan menjadi sentimen baik SUN pada semester I/2023. 

"Kalau pada semester II nanti, pasar masih harus melihat kondisi ekonomi Amerika, apakah benar resesi atau tidak,” katanya saat dihubungi Bisnis, Kamis (13/4/2023). 

David menjelaskan kondisi yield saat ini yang cenderung turun menunjukkan kenaikan harga pada SUN, terutama tenor menengah dan panjang. Penurunan yield ini disebut masih akan berlanjut hingga akhir tahun. 

Sementara untuk obligasi korporasi, investor akan mempertimbangkan sektor dari korporasi yang menerbitkan. David menyebutkan sektor yang saat ini menarik bagi investor adalah yang memiliki prospek jangka panjang yang baik seperti Energi Baru Terbarukan (EBT), sektor mineral maupun turunannya, consumer goods dan logistik. 

Hal itu dikarenakan prospek jangka panjang yang dimilik sektor-sektor tersebut akan menjadi menarik karena tidak terpengaruh oleh sentimen jangka pendek seperti The Fed. 

“Sementara sektor digital, infrastruktur, konstruksi dan properti masih akan sensitif terhadap kenaikan suku bunga secara jangka pendek. Maka dari itu sektor seperti EBT yang jangka panjang menjadi lebih menarik,” kata David. 

Untuk tenor obligasi baik pemerintah maupun korporasi, tenor menengah hingga panjang masih lebih menarik dibandingkan dengan jangka pendek. 

Adapun surat utang tenor pendek akan lebih memikat jika ada perubahan suku bunga. Tetapi sejauh ini, kata David, dalam dua kuartal ke depan para bank sentral diprediksi tidak akan melakukan perubahan suku bunga secara drastis. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper