Bisnis.com, JAKARTA - Emiten rumah sakit, PT Bundamedik Tbk. (BMHS) membidik target kenaikan pendapatan bersih mencapai 15-17 persen pada tahun ini. Pasalnya, pendapatan dan laba perseroan pada 2022 menurun dibanding tahun 2021 kala pandemi Covid-19 masih tinggi.
Berdasarkan laporan keuangan yang dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, pendapatan bersih BMHS pada 2022 turun 12,27 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp1,66 triliun dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp1,89 triliun.
Adapun, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih BMHS juga menurun signifikan 61,19 persen yoy menjadi Rp82,23 miliar dibanding tahun 2021 yang tembus Rp214,49 miliar.
Direktur Keuangan BMHS Cuncun Wijaya mengatakan, pandemi Covid-19 yang melonjak pada 2021 menghasilkan margin yang cukup tebal untuk perseroan, karena pelayanan rumah sakit untuk pasien Covid-19 ditanggung oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Pandemi itu tidak bisa dipungkiri ya, bisa dibilang itu adalah berkah bagi rumah sakit dalam melakukan pelayanan Covid-19, dalam arti pelayanan yang kami berikan itu dijaminkan oleh Kemenkes besar sekali. Sedangkan pada 2022 turunnya cukup signifikan," ujar Cuncun dalam Diskusi Media Terbatas BMHS, Rabu, (5/4/2023).
Dia mengatakan selain membidik kenaikan pendapatan dobel digit pada tahun ini, EBITDA perusahaan diharapkan tumbuh sekitar 23-24 persen dari total pendapatan pada 2023.
Baca Juga
"Kalau pendapatan tahun 2023 kami mengejar dobel digit di angka 15-17 persen," katanya.
Adapun, Managing Director BMHS Nurhadi Yudiyantho menjelaskan, BMHS belum memiliki rencana untuk menggalang sumber pendanaan lain seperti menerbitkan obligasi atau sukuk pada tahun ini. Perseroan, lanjutnya, fokus untuk meningkatkan kinerja terutama di sektor pelayanan kesehatan.
"Sejauh ini memang belum ada rencana [menerbitkan obligasi], kami harapkan dengan meningkatkan kinerja pada tahun ini dapat mengalokasikan hasil operasional pada 2023 untuk menutupi cost of fund yang kami miliki. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk pendanaan-pendanaan yang lain," ujar Yudi.
Adapun, beban pokok pendapatan perseroan tercatat turun 2,46 persen menjadi Rp894,13 miliar dibanding tahun 2021 yang sebesar Rp916,77 miliar. Beban pokok tersebut berasal dari pelayanan rumah sakit dan tenaga medis, fertilisasi in vitro, dan hotel.
Berdasarkan neraca, total aset BMHS tumbuh 4,44 persen menjadi senilai Rp2,93 triliun dibanding tahun sebelumnya Rp2,81 triliun. Liabilitas naik menjadi Rp1,13 triliun dibanding 2021 sebesar Rp1,01 triliun, sedangkan ekuitas juga naik dari Rp1,79 pada 2021 menjadi Rp1,81 pada 2022.