Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pengelola RS Bunda, PT Bundamedik Tbk. (BMHS) optimistis dapat semakin meningkatkan kinerja, salah satunya berkat layanan robotic surgery yang pertama kali diinisiasi oleh BMHS sebagai pionir di Indonesia.
Managing Director Bundamedik, Nurhadi Yudiyantho mengatakan, robotic surgery mulai digunakan di BMHS sejak 2012 sebagai layanan penunjang untuk tindakan operasi obstetri dan ginekologi (obgyn).
“Dalam perkembangannya selama 10 tahun terakhir, Bundamedik memperluas penggunaan robotic surgery, tidak hanya untuk kebutuhan obgyn tetapi juga dikembangkan untuk layanan operasi urologi, bedah digestif, dan onkologi,” ujar Yudi dalam acara Public Expose BEI, Senin (12/9/2022).
Layanan robotic surgery di BMHS didukung 25 dokter spesialis yang berkompetensi di bidangnya, dengan keunggulan dapat melakukan tindakan medis yang sulit dengan medical outcome yang lebih baik serta pemulihan yang lebih cepat.
Ke depan, BMHS membidik layanan robotic surgery sebagai salah satu medical tourism atau wisata kesehatan, yakni perjalanan wisata untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
“Kami kembangkan juga untuk bisa mendukung pelayanan medical tourism,” imbuh Yudi.
Baca Juga
BMHS hingga kini memiliki 9 rumah sakit dan 3 klinik, 10 klinik khusus fertilisasi in vitro (IVF) atau bayi tabung, serta 40 laboratorium klinik Diagnos.
Sebanyak 60 persen komposisi pendapatan BMHS berasal dari pelayanan rumah sakit umum maupun rumah sakit ibu dan anak, 30 persen dari klinik Morula IVF, dan 10 persen dari laboratorium Diagnos.
Sebagai informasi, kinerja keuangan BMHS pada semester I/2022 masih mencatatkan penurunan. Pendapatan BMHS di paruh pertama tahun ini turun 10 persen menjadi Rp815 miliar, dari periode yang sama tahun lalu Rp902 miliar.
Laba bersih BMHS pun merosot 60 persen di enam bulan pertama 2022 menjadi Rp79 miliar, dari sebelumnya Rp197 miliar di semester I/2021.