Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bundamedik (BMHS) Siapkan Capex Rp200 Miliar, Ekspansi RS dan Alat Kesehatan

BMHS anggarkan Rp200 miliar untuk ekspansi rumah sakit dan alat kesehatan baru meski laba turun 71% pada Q1/2025.
Gedung RSJP Paramarta milik PT Bundamedik Tbk. (BMHS). BMHS anggarkan Rp200 miliar untuk ekspansi rumah sakit dan alat kesehatan baru meski laba turun 71% pada Q1/2025. /Istimewa
Gedung RSJP Paramarta milik PT Bundamedik Tbk. (BMHS). BMHS anggarkan Rp200 miliar untuk ekspansi rumah sakit dan alat kesehatan baru meski laba turun 71% pada Q1/2025. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten rumah sakit PT Bundamedik Tbk. (BMHS) menyediakan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp200 miliar untuk menjalani 2025.

Direktur Bundamedik Cuncun Wijaya mengatakan bahwa pihaknya berencana membangun sejumlah rumah sakit hingga pembelian alat-alat kesehatan baru dari capex.

“Strategi BMHS mendukung layanan kesehatan yang berkualitas. Tahun ini kami sudah mencanangkan capex Rp200 miliar, di-invest untuk ekspansi rumah sakit, perluasan dan juga pembelian RS baru, dan alat-alat baru seperti robotik,” katanya saat ditemui di Jakarta, Sabtu (24/5/2025).

Cuncun menjelaskan bahwa sumber pendanaan capex akan berasal dari pemasukan yang Perseroan dapatkan pada tahun buku 2024. Selain itu, capex akan didukung oleh kerja sama dengan main banking.

Melalui capex tersebut, pihaknya kini tengah menjalankan ekspansi grup di Padang, Sumatera Barat, serta berencana menambah jumlah kasur (bed).

Bed kami sekarang kurang lebih di 600. Menambah jumlah bed bukan cuma menambah bed, tapi ada juga bangunan yang kami investasikan untuk kami punya RS,” katanya.

Dalam catatan keuangan Perseroan, BMHS mencatatkan penyusutan laba bersih pada kuartal I/2025. BMHS mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp3,2 miliar sepanjang tiga bulan pertama 2025.

Jumlah tersebut turun 71% year-on-year (YoY) dibandingkan torehan laba bersih kuartal I/2024 sebesar Rp10,8 miliar.

Pendapatan BMHS juga tercatat sebesar Rp379 miliar hingga kuartal I/2025 mengalami penurunan 8,2% YoY dibandingkan Rp413,7 miliar pada kuartal I/2024. Secara rinci, pendapatan BMHS ditopang dari operasional rawat inap dan rawat jalan, serta fertilisasi in vitro.

Pendapatan rawat inap meliputi, jasa penunjang medis dan tenaga ahli berkontribusi sebesar Rp52,9 miliar, obat dan perlengkapan medis sebesar Rp41,1 miliar, kamar rawat inap Rp21,6 miliar, fasilitas rumah sakit Rp16 miliar, pendapatan administrasi dan lainnya Rp9,3 miliar dan kamar operasi dan bersalin Rp9,1 miliar.

Selanjutnya, BMHS juga mencatat beban pokok penjualan yang turun 4,9% YoY menjadi Rp208,3 miliar hingga kuartal I/2025 dari Rp219,1 miliar pada kuartal I/2024.

Laba kotor BMHS tercatat sebesar Rp170,6 miliar, turun 12,3% YoY dari sebesar Rp194,5 miliar pada kuartal I/2024.

Total aset BMHS mencapai Rp3,49 triliun hingga kuartal I/2025, dari Rp3,44 triliun pada Desember 2024.

Adapun, liabilitas BMHS mencapai Rp1,33 triliun hingga kuartal I/2025, dibandingkan akhir 2024 sebesar Rp1,29 triliun. Lalu, ekuitas BMHS sebesar Rp2,15 triliun hingga kuartal I/2025, dibandingkan akhir 2024 sebesar Rp2,14 triliun.

______________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper