Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah, Kecemasan Deutsche Bank Menjalar

Bersama dengan rupiah, seluruh mata uang kawasan Asia turut dibuka melemah terhadap dolar AS .
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka terkoreksi ke Rp15.185 pada pagi ini, Senin (27/3/2023). Rupiah melemah bersama seluruh mata uang kawasan Asia.

Mengutip data Bloomberg pukul 09.05 WIB, rupiah dibuka terkoreksi 0,21 persen atau 32,5 poin ke Rp15.185 per dolar AS. Indeks dolar AS juga terpantau terkoreksi ke 103,11.  

Bersama dengan rupiah seluruh mata uang kawasan Asia turut dibuka melemah terhadap dolar AS. Di antaranya adalah won Korea Selatan turun 0,74 persen, dolar Taiwan turun 0,34 persen, peso Filipina turun 0,32 persen, dan rupee India turun 0,27 persen.

Berikutnya yuan China turun 0,23 persen, baht Thailand turun 0,13 persen, dolar Singapura turun 0,11 persen, ringgit Malaysia turun 0,08 persen, dan yen Jepang turun 0,08 persen.

Analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS. Hal ini lantaran adanya kekhawatiran pelaku pasar terhadap meluasnya krisis perbankan.

Menurutnya kabar mengenai naiknya biaya Credit Default Swap dari Deutsche Bank akibat kekhawatiran gagal bayar ditengah krisis perbankan menjadi salah satu pemicunya. Kemudian laporan penarikan deposit oleh nasabah di bank kecil AS juga menambah kekhawatiran krisis perbankan.

“Kekhawatiran krisis perbankan masih berpotensi meluas sehingga bisa mendorong pelaku pasar masuk ke aset aman lagi dan ini bisa membebani rupiah,” ujar Ariston dalam riset, Senin (27/3/2023).

Selain itu, rupiah berpeluang koreksi pasca menguat pada perdagangan Jumat (24/3/2023). Adapun penguatan rupiah terhadap dolar AS pada akhir pekan lalu terjadi di tengah kekhawatiran pasar sehingga memunculkan peluang koreksi.

Di sisi lain, ekspektasi bahwa the Fed tidak akan agresif dalam menaikkan suku bunga acuan dapat membantu nilai tukar lain terhadap dolar AS. Adapun the Fed memberi sinyal dovish karena adanya krisis perbankan.

“Kalau kekhawatiran soal krisis ini mereda, dolar AS bisa tertekan lagi,” katanya.

Ariston memproyeksi rupiah berpotensi tertekan ke arah Rp15.200 dengan potensi support ke kisaran Rp15.100 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper