Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sikap The Fed yang Hawkish Berdampak ke Harga Emas Hari Ini

Harga emas hari ini berisiko melemah akibat sejumlah sentimen negatif yang menggelayuti seperti sikap hawkish The Fed pada perdagangan hari ini
Karyawan menunjukan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Senin (14/2/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan menunjukan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian, Jakarta, Senin (14/2/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas hari ini berisiko melemah akibat sejumlah sentimen negatif yang menggelayuti seperti sikap hawkish The Fed pada perdagangan hari ini, Senin (27/2/2023).

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan pada pekan lalu harga emas global parkir di level US$1.810 per troy ounce. Dia memperkirakan untuk perdagangan hari ini, emas dunia  akan melemah pada rentang US$1,782.30 per troyounce – US$1,857.60 per troyounce.

Menurutnya pelemahan emas itu akibat ekspektasi kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan The Fed pada 22 Maret yang kini dipantau oleh pedagang. Adapun, tren harga emas ditutup turun selama empat minggu berturut-turut di tengah meningkatnya ketidakpastian atas kebijakan moneter AS.

“Pasar mencari lebih banyak isyarat dari pembacaan pengukur inflasi pilihan Federal Reserve di kemudian hari,” ungkapnya dalam riset, Senin (27/2/2023).

Ibrahim mengatakan masalah terbaru dalam perdagangan emas datang dalam bentuk indikator inflasi pilihan Fed yakni Indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) yang tumbuh 5,4 persen pada tahun berjalan hingga Januari, mengalahkan perkiraan untuk bulan tersebut serta pertumbuhan sebelumnya pada bulan Desember.

Sentimen konsumen AS mencapai level tertinggi 13 bulan pada Februari, menurut sebuah survei oleh University of Michigan yang menunjukkan orang Amerika lebih optimis tentang pengeluaran pada saat The Fed benar-benar membutuhkan mereka untuk menahan diri.

Ekonom memperkirakan pertumbuhan tahunan PCE pada Januari setidaknya sama dengan 5 persen seperti Desember, setelah kenaikan suku bunga yang agresif oleh Fed selama hampir satu tahun. Tanpa harga makanan dan energi yang bergejolak, Indeks PCE inti naik 4,7 persen selama 12 bulan hingga Januari dibandingkan perkiraan 4,3 persen dan pertumbuhan sebelumnya sebesar 4,4 persen pada tahun ini hingga Desember.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper