Bisnis.com, JAKARTA - Asep Sulaeman Sabanda atau Sultan Subang hingga saat ini telah membawa tiga usahanya, PT Bersama Zatta Jaya Tbk. (ZATA) dan PT Indo Pureco Pratama Tbk. (IPPE), dan PT Berkah Beton Sadaya Tbk. (BEBS) melantai di bursa.
Melihat rekam jejaknya, Haji Asep bukan orang asing di pasar modal. Sebelumnya, pada 2019, Haji Asep diketahui memiliki perusahaan di sektor tambang, yakni PT Sumber Energi Alam Mineral atau SEAM Group.
SEAM Group tercatat didirikan pada 1998 dengan memulai usahanya di sektor peternakan dengan nama PD Santika Tani. PD Santika Tani lalu bertransformasi menjadi holding dengan beberapa lini bisnis mulai dari peternakan, batu bara, dan infrastruktur.
Usaha-usaha SEAM Group meliputi PT Santika Plastindo Utama yang menjalankan bisnis unggas, PT Berkah Ciherang Abadi yang merupakan perusahaan pemecah batu atau stone crusher, dan PT Berkah Bumi Ciherang di bidang pencampuran aspal.
Lalu, melalui subholding PT NobleWealth Resources, SEAM Group juga memiliki sejumlah anak usaha di sektor pertambangan batu bara, pembangkit listrik, jalan rel, food estate, Kawasan industry, dan Pelabuhan laut.
SEAM Group sendiri sempat akan membawa anak usahanya melantai di Bursa pada 2020 dan telah melakukan roadshow ke beberapa kota.
Baca Juga
Anak usaha yang akan dibawa IPO tersebut yakni PT Berkah Saksama Adikarya dan PT Sumber Energi Mahesa Intiutama. Akan tetapi, nampaknya rencana IPO tersebut batal dilakukan.
Sultan Subang baru bisa membawa usahanya melantai di BEI pada 25 Februari 2021, dengan pencatatan saham BEBS yang saat itu dijual di harga Rp100 per saham.
Aksi Sultan Subang di pasar modal berlanjut pada 9 Desember 2021 dengan membawa perusahaan pengolahan minyak kelapa IPPE melantai di BEI. Saham IPPE saat itu dihargai pada Rp100 per saham.
Adapun perusahaan terakhir miliknya yang dibawa melantai di Bursa adalah ZATA pada 10 November 2022. Sama seperti IPPE dan BEBS, saham ZATA ditawarkan pada harga Rp100 per saham kepada publik.