Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Afiliasi Happy Hapsoro (RATU) Masuk MSCI saat Baru Listing 2025, Intip Prospeknya!

Raharja Energi Cepu (RATU), masuk MSCI Small Cap Index pada 2025, mencerminkan kepercayaan pasar global. Saham RATU melonjak 532,61% sejak IPO.
Jajaran direksi dan komisaris PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) memperhatikan papan perdagangan saham usai resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (8/1/2025)./BEI
Jajaran direksi dan komisaris PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) memperhatikan papan perdagangan saham usai resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (8/1/2025)./BEI

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten afiliasi taipan Happy Hapsoro PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU) masuk ke dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) untuk Small Cap Index. Bagaimana prospek sahamnya?

Sebagaimana diketahui, MSCI telah resmi mengumumkan hasil kocok ulang atau rebalancing indeks yang akan berlaku efektif mulai 27 Agustus 2025. Untuk MSCI Small Cap Index, terdapat sejumlah saham baru yang masuk termasuk RATU.

MSCI merupakan salah satu indeks acuan global yang digunakan secara luas oleh investor institusional untuk mengevaluasi dan mengalokasikan portofolio investasinya.

Seiring dengan masuknya RATU ke dalam indeks MSCI, harga saham pun bergeliat. RATU mencatatkan lonjakan harga saham 5,43% pada perdagangan hari akhir pekan ini, Jumat (8/8/2025), ke level Rp7.275 per lembar. Harga saham RATU sendiri telah melonjak 532,61% sejak melantai di Bursa pada awal tahun ini.

RATU listing perdana pada 8 Januari 2025. Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata menilai masuknya RATU ke MSCI mencerminkan kepercayaan pasar internasional terhadap kualitas emiten baru, sekaligus potensi di sektor energi dan infrastruktur. 

Menurutnya, keberhasilan RATU didorong oleh lonjakan kapitalisasi pasar sejak resmi tercatat, peningkatan likuiditas transaksi di pasar sekunder, dan struktur kepemilikan yang sesuai dengan kriteria MSCI. 

"Jika semakin banyak emiten baru Indonesia dapat masuk ke indeks global, seperti MSCI, implikasinya sangat positif terhadap reputasi BEI sebagai investable market,” ujar Liza kepada Bisnis, Jumat (8/8/2025). 

Dia menambahkan bahwa masuknya emiten muda ke indeks global bukan hanya membawa sentimen positif jangka pendek, tetapi juga berpotensi memberikan implikasi strategis dalam jangka panjang.

Prospek Saham RATU

Berdasarkan data Bloomberg, konsensus analis terbaru menunjukkan bahwa sebanyak satu sekuritas menyematkan rekomendasi beli untuk RATU. Satu sekuritas lagi menyematkan rekomendasi hold.

Tim Riset Henan Putihrai Sekuritas memberikan peringkat buy untuk RATU dengan target harga di level Rp7.320 per lembar. Prospek saham RATU didorong oleh catatan labanya yang tumbuh.

RATU membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih sebesar US$7,64 juta per Juni 2025. Capaian itu tumbuh 3,43% secara tahunan dari US$7,39 juta pada semester I/2024.

"Keberhasilan manajemen dalam mempertahankan efisiensi biaya dan mengoptimalkan proses produksi telah menjadi pendorong utama di balik pertumbuhan laba RATU yang kuat," tulis Tim Riset Henan Putihrai Sekuritas.

Meskipun, RATU mengantongi pendapatan sebesar US$25,15 juta pada 6 bulan pertama tahun ini. Dibandingkan dengan semester I/2024, pendapatan RATU menyusut 10,03% dari US$27,96 juta

Prospek saham RATU juga didorong oleh posisi strategis emiten besutan taipan Happy Hapsoro ini untuk mendukung target kemandirian energi pemerintah melalui produksi minyak dan gas di Blok Cepu dan Jabung.

Akan tetapi, RATU menghadapi tantangan fluktuasi harga minyak mentah dan gas alam yang dapat berdampak material terhadap kinerja keuangan dan operasional. Kinerja keuangan RATU juga sangat bergantung pada kuantitas dan kualitas sumur yang dikelolanya. 

Selain itu, terdapat tantangan reservoir minyak dan gas secara yang mengalami penurunan alami dan penurunan produksi, yang menyebabkan penurunan volume produksi secara bertahap.

Sementara, Analis Ajaib Sekuritas Rizal Rafli dalam risetnya memberikan peringkat hold untuk RATU dengan potensi kenaikan harga yang terbatas. Terdapat pula tantangan bagi gerak saham RATU.

"Risiko bagi RATU adalah volatilitas harga minyak, valuasi relatif yang tinggi, perubahan regulasi, dan ketergantungan pada operator pihak ketiga," tulis Rizal dalam risetnya.

--------------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Thomas Mola
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro