Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daftar 10 Emiten Paling Boncos Paruh Pertama 2023, Ada IATA hingga ZATA

PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) hingga saham milik Sultan Subang, PT Bersama Zatta Jaya Tbk. (ZATA) masuk daftar emiten terboncos pada paruh pertama 2023.
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA —  Beberapa saham mencatatkan penurunan signifikan hingga masuk daftar 10 emiten paling boncos pada paruh pertama tahun ini. Saham grup MNC, PT MNC Energy Investments Tbk, (IATA) hingga saham milik Sultan Subang, PT Bersama Zatta Jaya Tbk. (ZATA) masuk ke dalam daftar tersebut.

Berdasarkan data RTI Business, dikutip Sabtu (1/7/2023), sepanjang paruh pertama 2023 beberapa saham mengalami penurunan paling dalam termasuk TAYS, BSBK, ISAP, hingga saham Sultan Subang ZATA dan IPPE. Sementara 4 di antara 10 saham top losers merupakan saham emiten yang tergolong baru.

Penurunan paling dalam sepanjang semester I dialami oleh saham PT Jaya Swarasa Agung Tbk. (TAYS). Saham emiten industri makanan ringan ini anjlok 89,10 persen atau turun 646 poin ke posisi Rp79 per saham.

Selanjutnya saham anyar PT Wulandari Bangun Laksana Tbk. (BSBK) jatuh 80,62 persen ke posisi Rp50 per saham. Level tersebut turun 208 poin sepanjang semester I/2023. BSBK melakukan IPO pada 8 November 2022.

Kemudian saham baru IPO juga PT Isra Presisi Indonesia Tbk. (ISAP) yang boncos 79,17 persen dan membawanya ke posisi terendahnya yaitu Rp20 per saham. Menyusul saham PT Kioson Komersial Indonesia yang turun sebesar 76,87 persen atau amblas 226 poin ke posisi Rp68 per saham.

Adapula saham Asep Sulaeman Sabanda atau Sultan Subang PT Indo Pureco Pratama Tbk. (IPPE) dan PT Bersama Zatta Jaya Tbk. (ZATA) yang kompak berada di level Rp50. Saham ini masing-masing turun sebesar 69,70 persen dan 64,29 persen. 

Kemudian, saham milik Harry Tanoe PT MNC Energy Investments Tbk, (IATA) juga termasuk dalam daftar dengan  turun 54,48 persen ke level Rp61 per saham.

Pada penutupan perdagangan Selasa (27/6/2023) sebagai hari terakhir paruh pertama 2023, IHSG ditutup di zona merah dengan turun 0,04 persen ke level 6.661,87. Sepanjang perdagangan IHSG bergerak di rentang 6.679,62 hingga 6.652,90. Adapun secara akumulasi semester I/2023, IHSG turun sebesar 2,09 persen.

Memasuki semester II/2023, IHSG diprediksi masih berada pada pola konsolidasi di atas level 6.500 secara teknikal. Founder CTA Saham Zakaria Siregar mengatakan meski berada di atas level 6.500, IHSG masih akan berada di bawah 7.000.

Hal tersebut akan memberikan kesempatan penguatan kepada saham-saham bluechip outperform yang memiliki return di atas 10 persen.

“Bagus untuk saham lapis kedua dan ketiga serta IPO di semester II,” katanya, dikutip Sabtu (1/7/2023).

IHSG yang bergerak konsolidasi sepanjang kuartal III diperkirakan akan mulai mengalami peningkatan pada kuartal selanjutnya.

Berikut Daftar 10 saham top losers hingga semester I/2023:

  1. PT Jaya Swarsa Agung Tbk. (TAYS) turun 89,10 persen ke level Rp79 per saham.
  2. PT Wulandari Bangun Laksana Tbk. (BSBK) turun 80,62 persen ke level Rp50 per saham
  3. PT Isra Presisi Indonesia Tbk. (ISAP) turun 79,17 persen ke level Rp20 per saham
  4. PT Kioson Komersial Indonesia Tbk. (KIOS) turun 76,87 persen ke level Rp68 per saham
  5. PT Indo Pureco Pratama Tbk. (IPPE) turun 69,70 persen ke level Rp50 per saham
  6. PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) turun 69,05 persen ke level Rp63 per saham
  7. PT Sari Kreasi Boga Tbk. (RAFI) turun Rp67,74 persen ke posisi Rp50 per saham
  8. PT Bersama Zatta Jaya Tbk. (ZATA) turun 64,29 persen ke level Rp50 per saham
  9. PT MNC Energy Investments Tbk, (IATA) turun 54,48 persen ke level Rp61 per saham
  10. PT Hetzer Medical Indonesia Tbk. (MEDS) turun 52,45 persen ke level Rp97 per saham
 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper