Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Risiko Resesi pada 2023, Bagaimana Nasib IPO Emiten Baru?

Dibayangi resesi tahun 2023, analis menilai emiten-emiten baru yang berada di sektor energi dan konsumen primer masih dapat mencatatkan kinerja baik.
Dibayangi resesi tahun 2023, analis menilai emiten-emiten baru yang berada di sektor energi dan konsumen primer masih dapat mencatatkan kinerja baik. Bisnis/Himawan L Nugraha
Dibayangi resesi tahun 2023, analis menilai emiten-emiten baru yang berada di sektor energi dan konsumen primer masih dapat mencatatkan kinerja baik. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Beberapa emiten pendatang baru mencatatkan kinerja saham yang cenderung bervariatif selama 2022, dengan beberapa emiten mencatatkan kinerja yang signifikan. Dibayangi resesi tahun 2023, analis menilai emiten-emiten baru yang berada di sektor tertentu masih dapat mencatatkan kinerja baik.

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan beberapa sektor di pasar modal masih mempunyai potensi yang baik seperti sektor konsumen primer dan energi. Menurut Arjun, di tengah risiko resesi dan ketidakpastian geopolitik, sektor konsumen primer memiliki resiliensi terhadap risiko ini.

"Selain itu, kalau kita lihat, sektor energi masih kondusif karena masih terdapat potensi kenaikan harga minyak, batu bara, dan gas alam," ujar Arjun kepada Bisnis, Selasa (27/12/2022).

Dia melanjutkan, sebelum melakukan investasi di emiten baru, menurutnya investor perlu mencermati prospektus atau detail informasi saham yang akan melakukan IPO, mulai dari rincian penggunaan dana IPO untuk apa, ada atau tidaknya lock-up period, dan informasi penting lainnya.

Selain itu, lanjut dia, investor juga perlu mencermati sektor perusahaan IPO berada. Apabila sektor tersebut tengah kondusif, menurutnya kemungkinan untuk dilirik investor akan semakin besar.

"Selain itu, investor yang ingin masuk ke saham IPO juga perlu punya exit strategy jika sewaktu-waktu saham IPO-nya mulai menunjukkan tanda pelemahan," ucapnya.

Adapun selama 2022 ini, Bisnis mencatat terdapat 59 perusahaan baru yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Di antara 59 saham emiten anyar, saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) paling moncer dengan kenaikan 1.575 persen dari Rp100 ke level Rp1.675 pada akhir perdagangan Selasa (27/12/2022). Selain itu, delapan emiten baru lain mengalami lonjakan harga lebih dari 100 persen.
 
Kontras, sejumlah saham emiten baru merosot signifikan, seperti saham GOTO anjlok 74,5 persen dari level Rp338 ke level Rp86 per saham. Senada, saham KLIN turun 64 persen ke level Rp36. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper