Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak Saham IPO 2022 Yang Boncos, Bagaimana Prospeknya?

Aksi saham IPO cukup semarak di sepanjang 2022, seiring dengan makin menggeliatnya perekonomian.
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Aksi penggalangan dana di pasar modal melalui penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO) cukup semarak di sepanjang 2022, seiring dengan makin menggeliatnya perekonomian.

Sampai akhir 2022, setidaknya terdapat 59 emiten baru yang resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Beberapa di antaranya bahkan melakukan penggalangan dana bernilai triliunan.

Di antara saham-saham anyar penghuni BEI pada 2022, mayoritas mengalami kenaikan. Sebanyak 35 saham harganya meningkat sejak pertama kali melantai, sementara 24 saham lainnya kini dilego di bawah harga IPO per 27 Desember 2022.

Saham emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) tercatat menjadi pendatang baru dengan pelemahan terdalam, terlepas dari statusnya sebagai IPO terbesar di 2022. Sampai penutupan perdagangan Selasa (27/12/2022), saham GOTO parkir di harga Rp91 per saham, turun 73,08 persen dibandingkan dengan harga IPO Rp388 per saham. Saat melantai di pasar modal pada 11 April 2022, GOTO menghimpun dana publik senilai Rp13,72 triliun.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan bahwa saham GOTO secara teknikal cenderung sideways dalam rentang 80—100 untuk beberapa waktu ke depan. Dia mengatakan terdapat potensi konfirmasi breakout di level 100 dan membuka peluang rebound lanjutan atau minor bullish reversal.

“Kami merekomendasikan trading buy dengan resistance di Rp100 dan support Rp80 per saham,” kata Valdy, Selasa (27/12/2022).

Penurunan harga saham juga dialami PT Autopedia Sukses Lestari Tbk. (ASLC) yang menghimpun Rp652,61 miliar saat resmi mencatatkan sahamnya di BEI. Penggalangan dana ASLC juga menjadi salah satu yang terbesar tahun ini, tetapi harga sahamnya telah turun 50,78 persen sejak IPO. Mahar saham ASLC kini dibanderol Rp126 per saham, jauh lebih rendah daripada harga IPO Rp256 per saham.

“ASLC Cenderung konsolidasi di atas support Rp120 dan investor bisa memperhatikan resistance Rp130 sebagai validasi minor bullish reversal. Kami rekomendasikan trading buy,” kata dia.

Nasib cukup baik dialami PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) yang menghimpun Rp7,99 triliun saat penawaran umum perdana pada 8 November 2022. Ditawarkan di harga Rp450 per saham saat IPO, kini BELI berada di level Rp468 per saham atau telah naik 4 persen dalam sepekan terakhir.

Valdy mengatakan BELI masih dalam fase pembentukan pola triangle dengan upper-bound breakout di 470 menjadi validasi sinyal berlanjutnya tren bullish.

“Target harga BELI adalah 476 kemudian di 484—488, bisa entry di 466 atau lebih dan stop loss jika di bawah level tersebut,” katanya.

Sementara itu, Direktur Panin Asset Management (Panin AM) Rudiyanto mengatakan investor perlu memahami fundamental saham-saham IPO sebelum berpartisipasi, termasuk menilai apakah valuasinya wajar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper