Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih menunggu hasil pertemmuan bank sentral Amerika Serikat atau the Fed sebagai sentimen positif untuk mematahkan tren bearish saat ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG terkoreksi 5,17 persen sejak awal bulan Desember atau month-to-date (mtd).
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan ada harapan bagi IHSG untuk mematahkan tren bearish pada pekan depan ketika the Fed melakukan pertemuan pada 15 Desember 2022. IHSG juga akan dipengaruhi sentimen global lainnya dengan rilisnya data inflasi AS pada 13 Desember 2022.
"Tentu hal ini menjadi salah satu point yang penting karena seperti yang kita ketahui, inflasi Amerika di proyeksi mengalami penurunan, dari sebelumnya 7,7 persen menjadi 7,3 persen," ujar Nico kepada Bisnis, Minggu (11/12/2022).
Nico mengatakan ketika inflasi AS mengalami penurunan pada bulan lalu, sentimen ini disambut baik oleh para pelaku pasar dan investor. The Fed sendiri diharapkan akan mengurangi laju kenaikan tingkat suku bunga.
Hal serupa juga diperkirakan terjadi pada pekan depan ketika the Fed dan bank sentral Eropa mengadakan pertemuan.
Baca Juga
"Tentu hal ini merupakan sesuatu yang sangat positive untuk mengubah trend bearish yang terjadi saat ini," ujar Nico.
Nico mengatakan IHSG sebelumnya diproyeksikan menurun dengan tingkat probabilitas 65 persen menuju level 6.750. Namun, nyatanya IHSG ditutup level 6.715 pada perdagangan akhir pekan lalu yang mendorong adanya penurunan lebih lanjut.
Trend bearish diharapkan dapat patah apabila IHSG mampu menembus level 7.130 dengan adanya data perekonomian AS untuk mendorong optimisme pasar. Jika, ternyata data perekonomian AS tidak mampu mengubah arus bearish IHSG, maka ada kemungkinan menuju rentang 6.700 – 6.900.
Sementara jika data perekonomian AS dapat mengubah arus, maka ada kemungkinan IHSG berada direntang 6.800 – 7.000. Nico mengingatkan untuk mematahkan tren bearish, IHSG harus konsisten ditutup di atas 7.130.
"Bicara sektor kami masih suka dengan perbankan, energy, infrastructure seperti jalan tol, dan consumer," ujar Nico.