Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah hari ini berpotensi mengalami pelemahan akibat sejumlah faktor.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah dapat mengalami pelemahan yang cukup signifikan bisa 50-60bps. Artinya, rupiah bisa melemah ke arah Rp15.300-Rp15.310 per dolar AS.
Menurutnya rupiah kemarin menguat disebabkan data eksternal yang kuat terutama pajak untuk pengusaha yang disahkan Parlemen Inggris ini menandakan bahwa reformasi terjadi besar-besaran di Inggris.
"Ini terjadi walaupun PDB Inggris pada kuartal III/2022 tidak terjadi kontraksi di 0,2 persen, artinya Inggris dalam kondisi aman walaupun inflasinya 10 persen," kata Ibrahim dalam keterangan resmi, Rabu (5/10/2022).
Selain itu, ada pula anggapan Bank of England (BoE) masih akan menaikkan suku bunga. Di sisilain, Eropa juga mencatatman inflasi 10 persen, ini mengindikasikan Bank sentral Eropa kemungkinan besar akan melakukan pengetatan secara agresif, dan membuat indeks dolar AS melemah.
Secara internal, tentang inflasi dalam negeri yang tidak sesuai ekspektasi ekonom di 1,2 persen tapi nyatanya hanya 1,17 persen. Ini mengindikasikan bahwa pemerintah dan bank Indonesia bekerja sama bahu membahu dalam strategi ekonomi untuk menangani kenaikan inflasi.
Baca Juga
"Ini yang membuat rupiah kembali mengalami penguatan," imbuhnya.
Namun, Ibrahim memprediksikan bisa saja besok rupiah mengalami pelemahan yang cukup signifikan bisa 50-60bps. Artinya, rupiah bisa melemah ke arah Rp15.300-Rp15.310 per dolar AS.
"Ini harus diperhatikan bahwa efek dari Inggris hanya sementara dan kemungkinan indeks dolar AS masih akan menguat karena The Fed juga akan melanjutkan pertemuan membahas kenaikan suku bunga 75 bps, dan inflasi Amerika per September 8,5 persen yang akan membuat dolar kembali ke 116," tambahnya.