Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah emiten di pasar modal menyampaikan akan melakukan pembelian kembali saham atau buyback saham, DOID dan ADRO masuk radar investor.
Senior Investment Mirae Asset Sekuritas Martha Christina mengatakan, dengan tren suku bunga yang naik ke depan, yang membuat cost of equity dan cost of debt menjadi lebih mahal, diperkirakan tren buyback ke depan akan lebih rendah.
"Karena perseroan akan membutuhkan dana internal yang lebih murah untuk modal kerja dan ekspansi," kata Martha kepada Bisnis, Senin (19/9/2022).
Martha menjelaskan, buyback emiten menjadi katalis positif bagi investor. Menurutnya, hal ini merupakan sinyal yang diberikan perusahaan, bahwa harga saham saat ini masih undervalue.
"Selain itu, dengan berkurangnya jumlah saham beredar, membuat harga naik, karena earning per share (EPS) yang meningkat," ujarnya.
Dia melanjutkan, yang perlu diperhatikan oleh pelaku pasar terkait emiten-emiten yang melakukan buyback ini adalah prospek masa depan dan kinerja emiten.
Baca Juga
Martha juga menyarankan, pelaku pasar juga bisa mempertimbangkan rasio keuangan seperti price to earning ratio (PER), dan price to book value ratio (PBV) sebagai indikasi undervalue atau overvalue.
Adapun dari sejumlah emiten yang tengah melakukan buyback, Martha melihat saham-saham yang commodity related dan perbankan, seperti PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID), PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO), PT United Tractors Tbk. (UNTR), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) layak dicermati. Hal tersebut karena ekspektasi kinerja yang tumbuh double, bahkan triple digit hingga akhir tahun ini.