Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 16 emiten siap untuk melakukan pembelian kembali saham atau buyback saham yang total nilainya mencapai Rp7,6 triliun. Buyback saham sendiri disebut memberikan sinyal positif bagi para investor.
Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan terdapat beberapa faktor suatu emiten mau melakukan buyback saham. Pertama adaalah untuk menahan agar harga saham tidak jatuh dan memberikan optimisme positif bagi investor.
Kedua adalah adanya sinyal untuk melakukan aksi korporasi seperti rights issue. Ketiga dan terakhir adalah ketika suatu emiten memiliki kas yang berlebih dan belum ada rencanaan penggunaan untuk jangka pendek.
"Saya rasa kalo yang pertama engga ya karena kan tren IHSG [Indeks Harga Saham Gabungan] sedang naik. Saya rasa ya bukan yang karena untuk karena kejatuhan. Jadi mungkin lebih kepada yang kedua atau ketiga," ujar Wawan kepada Bisnis pada Senin (19/9/2022).
Lebih lanjut, Wawan mengatakan emiten sektor batubara melakukan buyback lantaran masih memiliki kas yang besar sementara kebutuhan ekspansi masih belum terlalu gencar. Hal ini juga berlaku bagi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) yang tengah berada dalam periode buyback.
Wawan menyebut emiten yang melakukan buyback merupakan emiten yang yakin dengan prospeknya sendiri sehingga berkeinginan untuk memegang sahamnya sendiri untuk mengejar dividen. Selain itu, aksi buyback juga dapat dijual sewaktu-waktu jika memang dibutuhkan.
Baca Juga
Terkait dengan dividen, Wawan menilai emiten yang berbasis komoditas khususnya batu bara akan membagikan dividen. Sektor lain yang disebut Wawan akan royal membagikan dividen adalah sektor perbankan mulai dari PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI).
"Kalau investor tertarik itu ada index dividen yield gitu ya IDX Dividend Yield yang anggotanya adalah saham-saham yang secara historis itu bagi dividen besar-besar dan karena tahun ini rata-rata emiten itu profitable saya yakin juga dividennya bisa besar juga," jelas Wawan.
Sejumlah emiten di pasar modal melakukan pembelian kembali saham atau buyback saham sebesar Rp7,6 triliun. Beberapa emiten tersebut bahkan menyiapkan dana jumbo untuk buyback.
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna menuturkan, hingga 16 September 2022, terdapat 12 perusahaan tercatat yang tengah berada dalam periode buyback.
"Sebanyak 9 di antaranya telah melaksanakan buyback dengan total pelaksanaan buyback sebesar Rp1,7 triliun, atau 22,4 persen dari nilai rencana buyback," kata Nyoman, Senin (19/9/2022).
Sementara itu, untuk realisasi pelaksanaan buyback sepanjang tahun 2022 adalah sebesar Rp7,6 triliun. Menurut Nyoman, angka tersebut setara dengan 24,86 persen dari total nilai rencana buyback.
Beberapa emiten yang tengah melakukan buyback adalah PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO), PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA), PT Delta Dunia Makmur Tbk. (DOID), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP), PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG), PT United Tractors Tbk. (UNTR), hingga PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI).