Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan properti PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) menjadi salah satu saham yang direkomendasikan untuk dibeli dengan target harga Rp1.500.
Analis NH Korindo Sekuritas, Arief Machrus memaparkan, saham Ciputra Development dipertahankan di rating beli dengan menggunakan estimasi diskon net asset value (NAV) sebesar 78,24 persen.
“Target [harga] ini didukung oleh penjualan organik yang kuat dari stok perumahan, sejalan dengan program insentif pembebasan PPN [sektor perumahan],” jelasnya dalam riset, dikutip Jumat (17/6/2022).
Pada kuartal I/2022, penjualan bersih Citra Development tercatat bertumbuh 27,8 persen secara tahunan menjadi Rp1,8 triliun.
Kontribusi pendapatan terbesar disumbang oleh penjualan kavling, rumah tinggal, dan ruko sebesar 67,4 persen. Segmen ini bertumbuh 63,2 persen year-on-year (yoy) senilai Rp1,5 triliun.
Sementara itu, laba bersih CTRA juga meningkat pesat 72,8 persen yoy menjadi Rp420,7 miliar pada kuartal I/2022.
Baca Juga
Adapun marketing sales periode ini mencapai 24,3 persen dari target 2022 senilai Rp1,9 triliun, meningkat 3,6 persen secara tahunan. Penjualan rumah tapak dan tanah berkontribusi paling besar dalam marketing sales yakni 79,2 persen, disusul penjualan ruko 14,7 persen, apartemen 5,1 persen, dan perkantoran 0,8 persen.
Penjualan rumah berkontribusi paling besar bukan tanpa alasan. Salah satu sebabnya karena aturan PPN DTP yang masih diberlakukan.
“Riset kami melihat masyarakat antusias dengan adanya subsidi PPN yang diberikan oleh pemerintah, dan tingkat bunganya masih rendah,” imbuh Arief.
Arief melanjutkan, hal ini dapat dilihat dari penggunaan metode pembiayaan melalui KPR tercatat sebesar 53,7 persen atau setara Rp1 triliun.
Sebagai informasi, insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) untuk sektor perumahan terus berlanjut sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 6/PMK.010/2022 tentang Pajak Pertambahan Nilai atas Penyerahan Rumah Tapak dan Satuan Rumah Susun yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2022.
Melansir keterangan resmi Kementerian Keuangan, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan insentif ini diharapkan dapat secara efektif meningkatkan daya beli masyarakat dan mendukung sektor perumahan untuk memajukan perekonomian nasional.
“Kita berharap masyarakat memanfaatkan insentif ini agar membantu perekonomian Indonesia pulih lebih kuat pada 2022,” ujar Febrio belum lama ini.
Kebijakan insentif PPN DTP 2022 diberikan sebesar 50 persen dari insentif PPN DTP 2021, yakni 50 persen atas penjualan rumah paling tinggi Rp2 miliar serta 25 persen atas penjualan rumah dengan harga di atas kisaran Rp2 miliar hingga 5 miliar.
Sementara itu, marketing sales CTRA untuk segmen harga menengah ke atas antara Rp2 miliar hingga Rp5 miliar meningkat 58 persen menjadi Rp876 miliar, sedangkan segmen harga menengah ke bawah antara Rp1 miliar hingga Rp2 miliar mencapai Rp554 miliar, meningkat 7 persen yoy.
“Riset kami memproyeksikan bahwa penjualan segmen ini akan meningkat, sejalan dengan bertumbuhnya daya beli masyarakat, serta didukung dengan peluncuran unit baru dan pembiayaan melalui kredit,” tutup Arief.
Risiko investasi saham CTRA antaralain apabila terjadi perubahan kebijakan insentif, kenaikan suku bunga, serta penurunan daya beli masyarakat.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham CTRA terpantau parkir di zona merah pada sesi perdagangan pertama, Jumat (17/6/2022).
Saham dengan kapitalisasi pasar Rp16,51 triliun tersebut turun 1,65 persen atau setara 15 poin ke level 895.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.