Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Anjlok 2,2 Persen Tinggalkan 6.900, Saham GOTO, ADRO, BBCA Jadi Penekan

IHSG anjlok jelang penutupan seiring dengan kejatuhan saham-saham big cap seperti GOTO, ADRO, MDKA, BBCA.
IHSG anjlok jelang penutupan seiring dengan kejatuhan saham-saham big cap seperti GOTO, ADRO, MDKA, BBCA. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
IHSG anjlok jelang penutupan seiring dengan kejatuhan saham-saham big cap seperti GOTO, ADRO, MDKA, BBCA. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) melemah 2 persen lebih pada Jumat (17/6/2022) seiring dengan ambrolnya Wall Street semalam dan kekhawatiran pasar terhadap prospek ekonomi. Di sisi lain, saham-saham big cap seperti GOTO, ADRO, MDKA, BBCA berguguran.

IHSG turun 2,2 persen atau 155,86 poin menjadi 6.894,46 pada pukul 14.30 WIB. IHSG bergerak di rentang 6.882,64-6.999,54 hari ini.

Terpantau 122 saham naik, 418 saham lesu, dan 134 saham stagnan. Total transaksi mencapai Rp11,39 triliun.

Saham GOTO, ADRO, MDKA, BBCA, BBRI menjadi yang paling banyak ditransaksikan masing-masing Rp821,4 miliar, Rp518,3 miliar, Rp480,1 miliar, Rp433,4 miliar, dan Rp412,7 miliar. Namun, saham-saham big cap itu kompak melemah sehingga menekan IHSG.

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang mengungkapkan sentimen positif IHSG bakal kembali dihajar sentimen negatif.

"Baru sehari dikasih bernafas, Indeks DJIA kembali dihajar turun sebesar -2,42 persen dan saat ini sudah berada dibawah level psikologis 30.000, level terendah sejak Maret 2020, seiring mengecewakannya data sektor perumahan AS [data building permits & housing starts] turun terendah sejak Oktober 2021 dan tingginya inflasi ditengah The Fed secara agresif menaikkan FFR," katanya, Jumat (17/6/2022).

Akibat tingginya inflasi, saat ini pelaku pasar di Wall Street mulai memperkirakan The Fed akan menaikkan FFR hingga 4,5 persen hingga 5 persen, lebih tinggi dari proyeksi The Fed saat ini pada level 3,5-4 persen

Jika jatuhnya DJIA tersebut dikombinasikan dengan turunnya EIDO sebesar 0,09 persen padahal kemarin IHSG naik 0,62 persen serta turunnya harga beberapa komoditas seperti CPO dan nikel di tengah semakin melemahnya nilai tukar rupiah berpotensi menjadi sentimen negatif bagi perdagangan di Bursa Indonesia Jumat ini.

Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Dimas Pratama menyampaikan inflasi dan suku bunga tinggi, serta apresiasi dolar AS, membuat sejumlah analis merevisi ulang proyeksi laba perusahaan kuartal III/2022 dan kuartal IV/2022. Penguatan dolar AS menekan margin perusahaan berorientasi ekspor.

Sebagian besar perusahaan dalam indeks S&P 500, akan merilis kinerja keuangan kuartal II/2022 setelah pertengahan Juli mendatang. Sebelumnya, analis telah merevisi turun sejumlah proyeksi laba kuartal II beberapa pekan terakhir. Kekhawatiran investor pada penurunan laba, membuat Wall Street berbalik melemah kemarin, dengan Nasdaq turun lebih dari 4 persen.

Di sisi lain, kekhawatiran yang mengganggu pergerakan IHSG di zona hijau sejak awal perdagangan, meskipun akhirnya ditutup menguat 43 poin ke level 7.050. Swiss National Bank menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 15 tahun.

Sementara itu, Bank of England menaikkan lagi suku bunga acuannya, kelima kalinya berturut-turut tahun ini, ke level 1,25 persen atau level tertinggi sejak krisis keuangan global tahun 2009.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper