Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perunggasan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) akan melakukan pembelian kembali saham atau buyback setelah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu (6/4/2022) menyepakati aksi korporasi tersebut.
Kepala Divisi Pengawasan Keuangan Japfa Comfeed Erwin Djohan menjelaskan perusahaan akan membeli kembali maksimal 1,5 persen saham yang ditempatkan. Dana yang dibutuhkan untuk aksi ini diperkirakan mencapai Rp350 miliar.
“Dari RUPSLB tadi, para pemegang saham menyepakati untuk membeli kembali 1,5 persen saham yang ditempatkan atau estimasi [kebutuhan dana] Rp350 miliar. Aksi ini kurang lebih sama dengan yang kami lakukan sekitar 2 tahun lalu,” kata Erwin dalam paparan publik di Jakarta, Rabu (6/4/2022).
Dia menjelaskan bahwa RUPSLB memberi kuasa dan wewenang kepada direksi untuk menggunakan saham hasil buyback untuk tujuan tertentu, di antaranya adalah penjualan kembali saham hasil buyback di dalam maupun di luar pasar kepada investor dan/atau pemegang saham perseroan.
Direksi juga diberi kewenangan untuk menggunakan saham buyback untuk pembiayaan utang yang bersifat ekuitas seperti obligasi yang dapat ditukarkan dengan saham. Selain itu, perusahaan juga tidak menutup kemungkinan menggunakan saham buyback untuk pemberian kepada karyawan (ESOP), termasuk tetapi tidak terbatas pada Japfa performance share plan.
“Tujuan buyback juga termasuk pengurangan modal atau keperluan lainnya yang sesuai aturan yang berlaku,” kata dia.
Baca Juga
Buyback akan dimulai pada 7 April 2022 sampai dengan 31 Maret setelah persetujuan ini.
Mengutip laporan keuangan perusahaan, total ekuitas naik 14,8 persen menjadi Rp13,10 triliun per Desember 2021, dari Rp11,41 triliun pada akhir 2020. Sementara itu, liabilitas juga naik 6,51 persen dari Rp14,53 triliun per akhir 2020 menjadi Rp15,48 triliun pada akhir 2021.
Japfa Comfeed tercatat membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 120,63 persen, dari Rp916,71 miliar pada 2020 menjadi Rp2,02 triliun. Perseroan juga membukukan penjualan bersih sebesar Rp44,87 triliun, 21,40 persen lebih tinggi daripada capaian tahun sebelumnya Rp36,96 triliun.
