Bisnis.com, JAKARTA – Tokocrypto menyebutkan bahwa saat ini investor aset kripto di Indonesia melebihi investor di pasar modal. Oleh sebab itu, platform pertukaran aset kripto tersebut yakin aset kripto di Indonesia akan makin tinggi peminat.
Public Relation Tokocrypto Rina Kurniawan mengungkapkan bahwa berdasarkan data per Juli 2021 yang dimilikinya, saat ini investor aset kripto di Indonesia sekitar 7,5 juta investor. Di mana angka tersebut melebihi jumlah investor di pasar modal.
Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per akhir Oktober 2021, jumlah single investor identification (SID) pasar modal mencapai 6.758.335 investor yang disederhanakan menjadi 6,76 juta SID.
Realisasi tersebut telah tumbuh 74,15 persen dari posisi akhir 2020 lalu yang sebanyak 3,88 juta SID.
“Melihat inovasi yang dibawa oleh teknologi blockchain, tentunya kedepan aset kripto akan makin diminati,” jelas Rina kepada Bisnis, Senin (15/11/2021).
Rina mengatakan tentunya di Indonesia sebagai salah satu instrumen investasi, kripto bukan sebagai mata uang seperti yang terjadi di beberapa negara lain yang selain menjadikan kripto sebagai aset tetapi juga bisa dijadikan alternatif alat tukar.
Baca Juga
Tidak hanya jumlah investor, Rina juga mengungkapkan bahwa nilai perdagangan harian aset kripto di Tokocrypto sendiri meningkat mencapai US$90 juta.
Bitcoin (BTC) sebagai salah satu aset kripto yang saat ini digandrungi para investor kripto, menurut Rina masih berpotensi menguat.
Dia menyampaikan, jika melihat secara analisa teknikal, saat ini BTC diperdagangkan di antara all time high sebelumnya di 20 Oktober 2021, sekitar US$66.900 dan ada indikasi pembentukan ‘double top’ berdasarkan candle harian.
“Kemungkinan harga bisa konsisten di atas all time high lama mematahkan indikasi double top dan bergerak menuju target baru senilai US$72.000,” papar Rina.
Menurutnya, penguatan Bitcoin biasanya disebabkan oleh beberapa hal seperti kepercayaan dari investor, use case dari Bitcoin itu sendiri di mana beberapa perusahaan terkemuka di luar Indonesia yang telah memanfaatkan BTC sebagai alat transaksi, dan pemberitaan media.
Salah satu sentimen positif yang mendorong kali ini lanjutnya adalah pemberitaan terkait Mastercard yang merilis kartu kredit yang terintegrasi dengan kripto sebagai alat pembayaran di APAC.
Rina mengungkapkan, pemberitaan yang naik di media terkait hal tersebut tentunya berpengaruh pada kepercayaan investor yang berdampak pada penguatan aset kripto BTC.