Bisnis.com, JAKARTA — Isu kelangkaan kapal kontainer dan permasalahan logistik berpotensi mengadang emiten perkapalan. Sebagai antisipasinya, PT Temas Tbk. mengandalkan diversifikasi jasa agar tetap kantongi untung.
Komisaris Independen Temas Theo Lekatompessy mengatakan bahwa bisnis perkapalan memang merupakan industri yang persaingannya ketat.
"Kalau mau bertahan maka harus ada diverisifikasi produk," katanya kepada Bisnis, Kamis (30/9/2021).
Di Temas, ujar Theo, perseroan tidak hanya mengandalkan operasi kapal, tapi ada berbagai bisnis lainnya seperti Temas Port, Temas Depo, dan lainnya.
"Jadi bukan cuma angkut kapal, ada deponya, ada logistik, ada portnya, jadi perluasan usaha dari kapal menjadi one stop service. Kedua, kalau market dalam lagi susah, ya keluar negeri ada ekspornya. Ini upaya yang diambil supaya bisa bertahan dan berkembang," kata dia.
Ketiga, jika dilihat pada Juli 2021 Temas raup untung sekitar Rp300 miliar, justru dari penjualan kapal.
Baca Juga
"Jadi bisnis kapal bukan cuma menjalankan kapal. Ini juga jual beli. Beli pada saat murah dan jual pada saat mahal. Waktu kapal murah beli aja yang banyak. Simpan saja ketika harga naik jual, itu jadi keuntungan, keuntungan dari port, logistik, dan depo jadi sampingan, ini yang membuat kita bisa bertahan," imbuhnya.
Pada hari ini, saham emiten berkode TMAS ini berhasil parkir di zona hijau, naik 8 poin atau 2,88 persen ke 286. Sahamnya hari ini bergerak di kisaran 280-294 dan mencatat net buy oleh asing senilai Rp58,6 juta.
Selama tahun berjalan 2021 atau year to date, saham TMAS sudah melambung 107,25 persen. Sementara, dilihat secara year on year sudah melejit 153,10 persen.