Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pelayaran PT Temas Tbk. akan fokus pada digitalisasi, globalisasi, serta memperkuat kegiatan usaha untuk menggenjot kinerja tahun ini.
Adapun, perseroan menargetkan pendapatan senilai Rp3 triliun pada 2021 atau naik 12,37 persen dari posisi pada akhir tahun lalu.
Direktur Utama Temas Sutikno Khusumo menjelaskan untuk mencapai target tersebut perseroan telah menyiapkan sejumlah langkah strategis.
Untuk digitalisasi, Sutikno menyebut pengembangannya sudah dilakukan sejak tahun lalu. Baru-baru ini, emiten dengan kode saham TMAS meluncurkan KlikTemas, sebuah sistem untuk proses digitalisasi dan globalisasi.
“Untuk globalisasi, Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbesar ketiga di dunia sangat banyak berkontribusi dalam perdagangan baik ekspor maupun impor,” kata Sutikno dalam paparan publik, Jumat (11/6/2021).
Untuk menjawab kesempatan globalisasi, TMAS telah menambah dua unit kapal dengan kapasitas masing-masing 8.000 DWT dan crane yang mampu mengangkut muatan maksimal 350 MT sekali angkut untuk membawa barang dari dan ke luar negeri.
Baca Juga
Selanjutnya, TMAS juga akan memperkuat bidang usahanya yaitu pelayaran, pelabuhan, dan depot petikemas.
Untuk pelayaran, perseroan berencana menambah 13 unit kapal baru tahun ini. Anak usaha perseroan di bidang pelayaran PT Temas Shipping juga sudah membentuk satu anak usaha pada Mei 2020 yaitu PT Temas Bulker yang akan bergerak di bidang angkutan laut dalam dan luar negeri.
Sedangkan kepelabuhanan sudah dimasuki perseroan pada tahun lalu untuk membuka kesempatan turun dalam bisnis pelabuhan domestik. Perseroan mendirikan PT Pelabuhan Temas Nusantara yang bergerak di jasa kepelabuhanan pada Oktober 2020.
“Sementara keperluan depot petikemas sedang kami laksanakan dengan anak usaha untuk meningkatkan pendapatan,” tutur Sutikno.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2021, emiten dengan kode saham TMAS membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 6,26 persen menjadi Rp2,66 triliun dari tahun sebelumnya Rp2,51 triliun.
Namun, laba bersih perseroan terpantau turun 32,48 persen secara tahunan menjadi Rp62,78 miliar dari sebelumnya Rp92,99 miliar.