Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Jisdor Melemah, Ditutup di Level Rp14.260

Kurs referensi Jisdor turun 35 poin atau 0,25 persen dari posisi Jumat (10/9/2021) Rp14.225 per dolar AS.
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Kurs rupiah terpantau melemah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada hari ini, Senin (13/9/2021). 

Data yang diterbitkan Bank Indonesia hari ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.260 per dolar AS, turun 35 poin atau 0,25 persen dari posisi Jumat (10/9/2021) Rp14.225 per dolar AS.

Selain itu, berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup turun 0,35 persen atau 50 poin ke posisi Rp14.253 per dolar AS. Sementara indeks dolar AS terpantau menguat 0,24 persen ke level 92,8010 pada pukul 15.17 WIB. 

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan investor saat ini melihat data AS terkait petunjuk lebih lanjut jadwal The Fed untuk memulai pengurangan aset dan juga menunggu data indeks harga konsumen AS yang akan dirilis Selasa mendatang. 

“Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan pada hari Jumat bahwa dia masih ingin bank sentral mulai mengurangi pembelian aset tahun ini,” tulis Ibrahim dalam riset hariannya, Senin (13/9/2021)

Ibrahim menyatakan, data pada hari Jumat menunjukkan bahwa harga produsen AS meningkat pada Agustus, menunjukkan bahwa inflasi yang tinggi kemungkinan akan bertahan untuk sementara waktu. Ditambah dengan rantai pasokan tetap ketat karena pandemi Covid-19 berlarut-larut.

Sementara itu, di dalam negeri angka positivity rate virus Covid-19 terus mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya antusias masyarakat untuk melakukan vaksinasi. Hal tersebut terlihat dari permintaan vaksinasi di daerah-daerah melebihi kuota vaksin yang telah disediakan pemerintah. 

Ditambah lagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyoroti angka positivity rate di Indonesia yang sedikit lagi menyentuh batas aman 5 persen. Artinya kata Ibrahim, penularan Corona sudah jauh lebih baik ketimbang puncaknya di pertengahan Juni hingga Agustus yang menyentuh 30 persen.

Kendati demikian, Ibrahim mengungkapkan pemerintah saat ini tetap waspada mengingat ada kemungkinan varian delta kembali merebak. Selain itu, virus Covid-19 varian “MU” yang terbilang ganas sudah terdeteksi di Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper