Bisnis.com, JAKARTA – Sentimen dari luar negeri diperkirakan cukup kuat memengaruhi laju nilai tukar rupiah pada hari ini yang berpotensi bergerak dalam kisaran Rp14.200-14.300 per dolar AS.
Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede menyebutkan, dolar AS terpantau naik pada Jumat (10/9/2021) sejalan dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lebih tinggi karena investor fokus pada jadwal bank sentral AS, The Fed yang kemungkinan akan mulai mengurangi program pembelian obligasinya.
“Data pada Jumat juga menunjukkan bahwa harga produsen AS meningkat dengan kuat pada Agustus. Ini mencerminkan inflasi yang tinggi kemungkinan akan bertahan untuk sementara waktu, dengan rantai pasokan tetap ketat di tengah pandemi Covid-19,” kata dia kepada Bisnis, Senin (13/9/2021).
Dolar AS sempat tertekan sebelumnya di tengah membaiknya setimen risiko, apalagi saat Presiden AS Joe Biden dan pemimpin China Xi Jinping telah berkomunikasi untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan.
Pembicaraan kedua pemimpin negara ini fokus pada isu-isu ekonomi, perubahan iklim dan Covid-19. Indeks dolar AS ditutup lebih tinggi 0,11 persen menjadi 92,582 sementara imbal hasil treasury AS ditutup meningkat sebesar 4bps menjadi 1,34 persen pada Jumat waktu setempat.
“Rupiah memimpin penguatan mata uang negara berkembang Asia pada Jumat lalu, karena pembicaraan AS-China mendorong optimisme hubungan antara kedua negara dapat membaik,” jelas Josua.
Baca Juga
Bursa saham di kawasan regional pun menguat, sementara pasar obligasi regional cenderung mixed pada akhir pekan lalu. Rupiah ditutup menguat 0,35 persen ke level 14.203 per dolar AS dan membukukan kenaikan mingguan sebesar 0,4 persen.
Pada minggu lalu, mata uang Garuda diperdagangkan dalam kisaran level 14.180-14.280. Imbal hasil SUN tercatat turun 1-3 basis poin di seluruh tenor. Volume perdagangan obligasi pemerintah tercatat Rp16,24 triliun pada Jumat, dan mencatat rata-rata volume perdagangan mingguan sebesar Rp14,90 triliun.
Rupiah parkir di level Rp14.252,50 pada akhir perdagangan hari ini, melemah 0,35 persen atau 50 poin dibanding kemarin.
Sementara itu, indeks dolar AS naik 0,23 persen ke 92,80
Hingga 13.35 WIB, rupiah masih di zona merah dengan pelemahan 0,44 persen atau 62,50 poin ke Rp14.265 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS kian menguat 0,22 persen ke 92,78.
Hingga 11.45 WIB, rupiah turun 0,37 persen atau 53 poin ke Rp14.255,50 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,10 persen atau 92,68.
Hingga 11.10 WIB, rupiah tertahan di zona merah dengan pelemahan 0,38 persen atau 54 poin ke Rp14.256,50 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS tetap menguat 0,08 persen ke 92,66.
Hingga 10.00 WIB, rupiah terpantau melemah 0,35 persen atau 50 poin ke Rp14.252,50 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,10 persen ke 92,67.
Pada pembukaan hari ini, rupiah terpantau turun 0,28 persen atau 40 pon ke Rp14.242,50 per dolar AS.
Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,11 persen ke 92,69.