Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana Asing Mengalir Deras, Pertumbuhan Ekonomi RI dan Penurunan BI Rate jadi Pendorong

Dana asing mengalir ke pasar saham Indonesia didorong pertumbuhan ekonomi yang kuat dan penurunan BI rate. IHSG naik 5,42% dalam sebulan terakhir.
Layar menampilkan grafik  pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (21/8/2025). Bisnis/Abdurachman
Layar menampilkan grafik pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (21/8/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Dana asing telah mengalir deras ke pasar saham Indonesia setidaknya dalam sebulan perdagangan terakhir. Terdapat sejumlah faktor pendorong masuknya dana asing seperti pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di atas ekspektasi.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Kamis (28/8/2026) tercatat net sell asing senilai Rp278,76 miliar. Namun, dalam sebulan terakhir, pasar saham Indonesia justru membukukan net buy asing sebesar Rp9,76 triliun. Dengan aliran dana tersebut, posisi net sell asing sepanjang tahun berjalan 2025 (year to date/ytd) menyusut menjadi Rp49,82 triliun.

Sejalan dengan derasnya aliran dana asing, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 5,42% dalam sebulan terakhir dan ditutup di level 7.952,09 pada perdagangan hari ini. Bahkan, IHSG sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di level 8.022,76 pada bulan ini.

Penggiat Pasar Modal Indonesia, Reydi Octa, menilai lonjakan net buy asing dalam sebulan terakhir cukup signifikan, meskipun secara ytd masih tercatat net sell.

"Artinya minat asing mulai tumbuh di IHSG, tapi belum cukup kuat disebut sebagai tren besar. Pendorong utamanya secara makro adalah ekspektasi penurunan suku bunga global, Bank Indonesia [BI] yang juga mulai menurunkan suku bunga, juga kinerja fundamental yang baik dari emiten-emiten besar," ujar Reydi kepada Bisnis, Kamis (28/8/2025).

Menurutnya, apabila momentum dovish dari The Fed dan BI terjaga, maka capital inflow berpotensi berlanjut.

Sementara itu, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai aliran dana asing juga terdorong oleh rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I/2025 yang mencapai 5,12%.

"Kinerja pertumbuhan ekonomi di atas ekspektasi mendorong optimisme bagi investor asing terhadap perekonomian ke depan," kata Nafan.

Ia menambahkan, pemerintah sejauh ini berhasil menjaga kinerja ekonomi melalui dorongan investasi sebagai penopang di tengah pelemahan konsumsi. Sektor-sektor yang berkaitan dengan kebijakan suku bunga BI juga diperkirakan akan mendapat dorongan pemulihan pada semester II/2025 setelah bank sentral melonggarkan kebijakan moneter.

BI bulan ini telah menurunkan suku bunga acuan menjadi 5%.

"Di sisa akhir tahun masih ada potensi penurunan suku bunga acuan BI satu hingga dua kali. Ini akan berdampak pada penurunan borrowing cost emiten," ujar Nafan.

Selain faktor domestik, sentimen global juga memberi dukungan, mulai dari meredanya tensi geopolitik hingga kebijakan tarif impor AS. Harapan terhadap langkah The Fed yang berpotensi menjalankan pelonggaran moneter turut memperkuat daya tarik pasar saham Indonesia bagi investor asing.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro