Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar dolar AS naik terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (10/9/2021) waktu setempat, sejalan dengan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS yang lebih tinggi.
Mengutip Antara, Sabtu (11/9/2021), imbal hasil obligasi AS naik ketika investor masih fokus terhadap jadwal bank sentral AS Federal Reserve untuk mulai mengurangi pembelian asetnya atau tapering.
Greenback telah naik dari level terendah satu bulan yang dicapai Jumat pekan lalu (3/9/2021) setelah data pekerjaan untuk Agustus, menunjukkan bahwa pertumbuhan pekerjaan melambat, sementara inflasi upah naik lebih besar dari yang diharapkan.
Namun, dolar AS belum mampu membangun tren yang kuat, karena investor menunggu petunjuk baru tentang kapan The Fed kemungkinan akan mulai mengurangi pembelian obligasi dan pada akhirnya menaikkan suku bunga.
"Bagi saya adalah hal yang paling penting adalah kapan The Fed menaikkan suku bunga, dan sayangnya kita mungkin tidak mengetahuinya untuk sementara waktu," kata Erik Nelson, ahli strategi makro di Wells Fargo di New York.
Presiden Fed Cleveland Loretta Mester mengatakan pada Jumat (10/9/2021) bahwa dia masih ingin bank sentral mulai mengurangi pembelian aset tahun ini, bergabung dengan pembuat kebijakan yang memperjelas bahwa rencana mereka untuk mulai mengurangi dukungan tidak terganjal oleh pertumbuhan pekerjaan yang lebih lemah pada Agustus.
Baca Juga
Pejabat Fed bergulat dengan meningkatnya tekanan harga-harga sementara pertumbuhan pekerjaan tetap di bawah target mereka.
Data pada Jumat (10/9/2021) menunjukkan bahwa harga-harga produsen AS meningkat dengan kuat pada Agustus, menunjukkan bahwa inflasi yang tinggi kemungkinan akan bertahan untuk sementara waktu, dengan rantai pasokan tetap ketat karena pandemi Covid-19 berlarut-larut.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa para pejabat The Fed akan berusaha untuk membuat kesepakatan pada pertemuan Fed September guna mulai mengurangi pembelian obligasi pada November 2021.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, menguat 0,05 persen menjadi 92,57. Indeks naik dari level terendah satu bulan di 91,94 pada Jumat (3/9/2021).
Mata uang AS telah merosot sebelumnya pada Jumat (10/9/2021) di tengah membaiknya sentimen risiko didukung berita bahwa Presiden AS Joe Biden dan pemimpin China Xi Jinping berbicara untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan.
Dalam sebuah pernyataan, Gedung Putih mengatakan Biden dan Xi melakukan “pembicaraan yang luas dan strategis,” termasuk bidang-bidang di mana kepentingan dan nilai-nilai bertemu dan berbeda. Percakapan itu berfokus pada masalah ekonomi, perubahan iklim, dan Covid-19.
Dolar terakhir turun 0,13 persen menjadi 6,4419 yuan, mendekati level terendah lebih dari dua bulan di 6,4233 yuan yang dicapai minggu lalu.
Euro melemah 0,07 persen menjadi US$1,1816 pada Jumat, sehari setelah Bank Sentral Eropa mengatakan akan memangkas pembelian obligasi darurat selama kuartal mendatang.