Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indo Oil (OILS) dan Geoprima Solusi (GPSO) Listing di BEI Hari Ini

OILS dan GPSO akan menjadi perusahaan tercatat ke-30 dan ke-31 di BEI pada 2021. 
Pengunjung melihat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/8/2020). Pada penutupan perdagangan awal pekan, IHSG ditutup melemah 2,78 persen atau 143,4 poin ke level 5.006,22. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung melihat papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (3/8/2020). Pada penutupan perdagangan awal pekan, IHSG ditutup melemah 2,78 persen atau 143,4 poin ke level 5.006,22. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan produsen minyak kelapa PT Indo Oil Perkasa Tbk. (OILS) dan perusahaan alat ukur PT Geoprima Solusi Tbk. (GPSO) akan mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (6/9/2021). OILS dan GPSO akan menjadi perusahaan tercatat ke-30 dan ke-31 di BEI pada 2021. 

OILS resmi menetapkan harga saham dalam penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp270 per saham. Berdasarkan data BEI, harga ini merupakan yang terendah sejak harga penawaran awal hingga Rp300 per saham.

Dalam keterangan resmi KSEI, emiten berkode saham OILS ini melepas sebanyak 150 juta saham dengan nominal Rp100, sehingga OILS meraih dana IPO Rp40,5 miliar.

OILS juga secara  bersamaan menerbitkan sebanyak 37,5 juta Waran Seri I yang seiringan dengan saham baru perseroan atau sebesar 12,34 persen dari total jumlah saham.

Dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham, Waran Seri I tersebut diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang Saham Baru yang tercatat dalam daftar pemegang saham di tanggal penjatahan.

“Setiap pemegang empat Saham Baru Perseroan berhak memperoleh satu Waran Seri I dimana setiap satu Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru Perseroan yang dikeluarkan dalam portepel,” papar perseroan dalam keterangan resmi, Selasa (31/8/2021).

Sementara itu, calon emiten PT Geoprima Solusi Tbk. menetapkan harga penawaran umum perdana (IPO) sebesar Rp180 per saham.

Sebagai informasi, Geoprima Solusi menjalankan kegiatan usaha di bidang perdagangan besar mesin, peralatan, dan perlengkapan lainnya dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) nomor 46599, reparasi alat ukur, alat uji dan peralatan navigasi dan pengontrol dengan KBLI nomor 33131, aktivitas konsultasi manajemen lainnya dengan KBLI nomor 70209.

Perusahaan juga menjalani bisnis aktivitas angkutan udara khusus pemotretan, survei dan pemetaan, aktivitas konsultasi bisnis dan broker bisnis, aktivitas keinsinyuran dan konsultasi teknis, aktivitas fotografi, pengolahan data, pendidikan teknik swasa dan aktivitas profesional, ilmiah dan teknis lainnya.

Geoprima Solusi telah ditunjuk oleh SOUTH Group, sebagai perwakilan di Indonesia. Perusahaan bertugas menjawab kebutuhan pasar Indonesia, dan juga memperluas produk alat survei ke seluruh Indonesia. 

Berdasarkan data KSEI, calon emiten itu akan melepas 166,66 juta saham dalam masa penawaran untuk meraih dana segar Rp29,99 miliar. Bersamaan dengan penawaran saham, manajemen juga memberikan pemanis dengan memberikan waran seri I.

Perseroan menerbitkan sebanyak-banyaknya 166,66 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru atau setara 33,33 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh. 

Waran Seri I diberikan secara gratis sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal penjatahan. Total hasil pelaksanaan Waran Seri I adalah sebanyak-banyaknya Rp41,66 miliar.

Dari hasil penawaran saham, Geoprima akan menggunakan 30,61 persen untuk belanja modal seperti pembelian ruko dari pihak terafiliasi. Lalu 36,74 persen akan digunakan untuk lidar optech atau light detection and ranging. Sebuah teknologi peraba jarak jauh optik yang mengukur dengan cahaya yang tersebar untuk menemukan jarak.

Kemudian, 20,41 persen digunakan untuk pembelian persediaan yaitu Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau pesawat tanpa awak dengan principal dari luar negeri. Sisanya 12,24 persen dipakai untuk biaya pemasaran, promosi iklan dan sewa kantor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper