Bisnis.com, JAKARTA— Dua emiten baru, PT Indo Oil Perkasa Tbk. (OILS) dan PT Geoprima Solusi Tbk. (GPSO), akan melantai perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sesi perdana pekan kedua September 2021.
Indo Oil Perkasa resmi menetapkan harga saham dalam penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) sebesar Rp270 per saham.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga ini merupakan yang terendah sejak harga penawaran awal hingga Rp300 per saham.
Dalam keterangan resmi KSEI, emiten berkode saham OILS ini melepas sebanyak 150 juta saham dengan nominal Rp100. OILS juga secara bersamaan menerbitkan sebanyak 37,5 juta Waran Seri I yang seiringan dengan saham baru perseroan atau sebesar 12,34 persen dari total jumlah saham.
Dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham, Waran Seri I tersebut diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang Saham Baru yang tercatat dalam daftar pemegang saham di tanggal penjatahan.
“Setiap pemegang empat Saham Baru Perseroan berhak memperoleh satu Waran Seri I dimana setiap satu Waran Seri I memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru Perseroan yang dikeluarkan dalam portepel,” ungkap perseroan.
Baca Juga
Saat ini, pabrik OILS di Mojokerto memiliki kapasitas 4.000 ton bahan baku. Perusahaan memiliki tanki penyimpanan minyak berkapasitas 500 ton dan gudang penyimpanan tepung kopra sebesar 3.000 ton.
Mesin produksi OILS mampu mengolah 100 ton CNO per hari atau setara dengan 150 ton tepung kopra per hari melalui 4 unit mesin produksi yang dimilikinya. Semenjak produksi dimulai pada 2017, pabrikan dari Mojokerto itu mengekspor minyak kelapanya ke Malaysia, Srilanka, dan China.
Sementara itu, GPSO menetapkan harga IPO di level Rp180. Penawaran umum perdana saham telah digelar pada 27 Agustus 2021 — 1 September 2021.
Geoprima Solusi bergerak di bidang perdagangan besar mesin, peralatan, dan perlengkapan lainnya. Penjamin emisi efek dalam aksi korporasi perseroan yakni Surya Fajar Sekuritas dan NH Korindo Sekuritas Indonesia.
GPSO menawarkan sebanyak-banyaknya 166,66 juta lembar saham baru lewat IPO. Jumlah itu setara dengan 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah penawaran umum perdana saham.