Bisnis.com, JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengantongi 29 perusahaan dalam daftar tunggu atau pipeline penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyampaikan hingga 3 September 2021 terdapat 29 perusahaan dalam pipeline IPO di bursa. Dua perusahaan di antaranya adalah anak perusahaan BUMN.
“Anak perusahaan BUMN ini belum dapat disebutkan namanya karena belum mendapatkan izin publikasi dari OJK,” katanya, Sabtu (4/9/2021).
Nyoman melanjutkan, calon-calon emiten yang berada di pipeline Bursa terdiri dari berbagai sektor. Klasifikasi sektor yang digunakan merupakan klasifikasi Indeks Sektoral IDX-IC (IDX Industrial Classification) yang diluncurkan pada bulan Januari 2021.
Secara rinci, sektor perusahaan yang berada dalam pipeline adalah 6 perusahaan dari sektor Industrials dan Consumer Cyclicals. Kemudian, 4 perusahaan berasal dari segmen Consumer Non-Cyclicals.
Selanjutnya, 3 perusahaan dari sektor energi, 2 calon emiten masing-masing dari sektor Transportation & Logistics, Technology dan Financials.
Kemudian, sektor Basic Materials, Properties & Real Estate, Infrastructures dan Healthcare masing-masing ada 1 perusahaan.
Nyoman menambahkan, pihaknya secara rutin melakukan sosialisasi kepada perusahaan-perusahaan, termasuk perusahaan BUMN dan anak perusahaannya.
Kegiatan sosialisasi kepada perusahaan-perusahaan dilakukan oleh Bursa secara rutin sebagai bagian dari edukasi kepada stakeholder, termasuk dalam hal ini calon perusahaan yang akan masuk ke pasar modal.
“Dari perusahaan yang telah mengikuti sosialisasi yang diselenggarakan Bursa, sebagian diantaranya telah masuk ke pasar modal dan memanfaatkan pasar modal dalam memperoleh pendanaan,” pungkasnya.
Adapun, PT Hasnur Internasional Shipping Tbk. (HAIS) menjadi pendatang terbaru di Bursa Indonesia setelah resmi melantai pada 1 September lalu.
Perseroan menawarkan 525,25 juta saham baru dengan harga penawaran Rp.300. Dengan demikian, emiten dengan kode saham HAIS ini mendapatkan dana segar Rp157,57 miliar lewat aksi korporasi ini.
Direktur Operasi Hasnur Internasional Shipping Soma Ariyaka mengatakan sebanyak 46 persen dari dana IPO tersebut atau sekitar Rp72,48 miliar akan digunakan perseroan untuk belanja modal.
Selanjutnya 23 persen atau sekitar Rp36,24 miliar akan digunakan untuk pembelian peralatan yang mendukung rencana pengembangan serta peningkatan fasilitas dalam menjalankan kegiatan usaha di bidang jasa kepelabuhanan.
“Sebesar 31 persen akan digunakan untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional,” kata Soma pekan ini.