Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Grup Lippo (MLPL) dan Salim (ROTI) Siapkan Buyback Ratusan Miliar

PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI) dan PT Multipolar Tbk. (MLPL) menyiapkan rencana pembelian kembali saham dengan nominal maksimum masing-masing Rp480 miliar dan Rp425 miliar.
Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (28/1/2020). Bisnis/Triawanda Tirta Aditya
Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (28/1/2020). Bisnis/Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA - Setidaknya terdapat dua perusahaan yang akan melakukan pembelian kembali atau buyback saham dengan modal lebih dari Rp400 miliar.

Emiten holding multi-sektor PT Multipolar Tbk. telah mendapatkan restu pemegang saham untuk melakukan aksi buyback saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 19 Juli 2021.

Adapun, buyback saham tetap dilakukan oleh emiten dengan kode saham MLPL tersebut kendati harga sudah naik banyak sejak awal tahun (year-to-date/ytd).

Saham MLPL tertekan 2,96 persen menjadi Rp655 pada Senin (19/7/2021). Sejak awal tahun, MLPL melesat 822,54 persen dengan kapitalisasi pasar Rp9,59 triliun.

Direktur Multipolar Agus Arismunandar mengatakan aksi buyback ini dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan walaupun harga sudah meroket.

“Memang harga saham perseroan saat ini dibandingkan beberapa bulan lalu mengalami kenaikan signifikan. Cuma, kami ingin ada satu mekanisme di mana kami bisa menciptakan kestabilan harga saham perseroan,” kata Agus dalam Paparan Publik Tahunan secara daring, Senin (19/7/2021).

Dengan fleksibilitas yang dimiliki perseroan atas harga saham, lanjut Agus, sekaligus hal itu juga akan menjaga nilai investasi para investor baru yang masuk ke perseroan.

Adapun, berdasarkan hasil RUPSLB pada Senin (19/7/2021), buyback akan dilakukan emiten Grup Lippo ini dalam kurun waktu 18 bulan ke depan.

Lebih lanjut, Agus mengatakan buyback ini dilakukan juga mengingat prospek bisnis perseroan di masa pemulihan ekonomi pascapandemi. Dengan segala program pemerintah seperti vaksinasi dan pembatasan sosial diharapkan bakal mengerek laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Apabila pemulihan ekonomi terjadi, salah satu sektor investasi MLPL di bidang peritel dipercaya bakal bergairah lagi.

Selain itu, buyback saham MLPL ini juga diharapkan dapat meningkatkan likuiditas perdagangan di Bursa Efek Indonesia.

Secara terperinci, MLPL berencana akan melakukan buyback sebanyak-banyaknya Rp284,43 miliar yaitu tidak melebihi 10 persen nilai nominal modal yang ditempatkan dan disetor penuh.

MLPL menyediakan dana maksimal Rp425 miliar untuk aksi buyback ini yang sudah termasuk biaya emisi. Harga maksimal buyback dibatasi sebesar Rp720 per saham dengan tetap memperhatikan ketentuan yang berlaku.

Selanjutnya, emiten produsen roti PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI) juga berencana melakukan pembelian kembali saham maksimum Rp480 miliar.

Dalam keterangannya, Direksi Nipppon Indosari menyebutkan perusahaan akan melakukan pembelian kembali saham pada 21 Juli 2021 hingga 20 Oktober 2021. Perkiraaan nilai nominal saham yang akan dibeli kembali maksimum Rp480 miliar.

"Jumlah maksimum saham yang dibeli kembali sebanyak 300 juta saham. Perseroan menggunakan dana internal," paparnya, Senin (19/7/2021).

Perseroan membatasi harga pembelian kembali saham maksimum Rp1.600 per saham. Pelaksanaan pembelian kembali tidak berdampak terhadap pendapatan, sehingga tidak memengaruhi performa laba ROTI.

Produsen Sari Roti tersebut menunjuk PT BCA Sekuritas sebagai perusahaan efek yang akan melakukan transaksi pembelian saham kembali.

Senada dengan MLPL, Direksi ROTI menilai pembelian kembali saham dapat menstabilkan harga dalam kondisi pasar yang fluktuatif. Aksi buyback juga memberikan fleksibilitas bagi perseroan untuk mengelola modal jangka panjang.

Pada perdagangan Senin (19/7/2021), saham ROTI naik 5 poin atau 0,37 persen menjadi Rp1.355. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp8,38 triliun dengan valuasi PER 36,96 kali. Sepanjang 2021, saham ROTI terkoreksi 0,37 persen.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper